"Kak Seto mana nih?" "Kak Seto di mana ya?"
Dua kalimat tanya itu yang mudah ditemukan jika melakukan pencarian nama Kak Seto di media sosial. Warganet menuliskannya di setiap berita masalah yang terjadi pada anak-anak. Masyarakat tahunya dia adalah orang yang paling bertanggung jawab, baik dalam kapasitasnya sebagai psikolog anak sekaligus Ketua Umum LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia).
detikHOT yang berkesempatan berbincang langsung dengan Kak Seto ingin menyampaikan langsung secara tatap muka, pertanyaan dari para warganet. Bagaimana sebetulnya yang terjadi jika orang-orang bertanya Kak Seto ada di mana?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya begini, kalau ada pengaduan kasus, selama ini kami pasti datangi, kami langsung bergerak. Kami bagi-bagi tugas juga dengan tim, kan ada ujung tombak di masing-masing daerah. Kita koordinasi dengan mereka. Begini, kami ini juga bukan lembaga negara, kami ini betul-betul masyarakat yang mengabdikan diri pada negara sejak 1996," jelasnya dengan raut wajah yang serius.
![]() |
Baca juga: Kak Seto, Si Komo dan Soeharto |
"Ada laporan pelajar di Bekasi yang masih ngamen sampai tengah malam, kami koordinasi dengan ketua di Bekasi. Kemarin di Batang (Jawa Tengah) juga ke sana, di Bandung juga. Baru juga ada pengaduan dari Ciputat, seorang kakek yang mengasuh anak 2 tahun dan kakaknya yang berusia 11 tahun, tapi cacat. Kakek itu sendirian mengasuh, sedangkan ibunya ditahan. Saya langsung datangi dan mendesak Kemenkumham untuk memberikan perhatian. Saya juga sempat meminta untuk di dalam Lapas situ disediakan tempat agar bayi bisa tidur bersama ibunya. Karena berdasarkan riset di luar negeri, ada dampak psikologi jika ibu tetap bersama anaknya, kecenderungan residivisnya menurun," lanjutnya menjelaskan.
Pertanyaan terkait Kak Seto ada di mana makin menggema setelah keterlibatannya pada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo beberapa waktu lalu. Saat itu, Kak Seto muncul dengan pernyataan yang dianggap memihak tersangka, dengan mengatakan salah satu tersangka yang juga istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati, agar tidak ditahan karena memiliki anak balita dan remaja.
Masyarakat kemudian bereaksi berdasarkan kejadian lain di luar sana yang melibatkan ibu. Di mana, banyak tersangka ibu yang harus terpisah dari anak kandungnya, atau menyusui juga melahirkan di dalam penjara, karena hukum harus ditegakkan.
"Saya hanya datang ke sana sebagai pengurus, menanyakan apa negara sudah hadir atau belum. Karena negara sudah menjamin dalam Undang Undang Perlindungan Anak. Definisi anak itu kan 18 tahun ke bawah. Dalam kasus FS dan PC ini, dua anak di-bully secara virtual kan, tapi yang paling utama yang masih 1,5 tahun itu. Makanya yang saya hanya saran, hanya menganjurkan bertahap saja (penangkapannya). Tapi yang muncul seolah-olah gara-gara saya Ibu PC tidak ditahan. Siapa saya bisa menginstruksikan seseorang ditahan atau tidak," Kak Seto menegaskan maksudnya.
![]() |
Cacian pun mengalir deras di berbagai linimasa media sosial akibat hal itu. Ayah 4 orang anak itu dianggap pilih kasih, karena dinilai pansos (Panjat Sosial) dan atau hanya memihak pada orang-orang yang memiliki kekuasaan dan uang.
"Untuk saya sih selalu terima kasih karena saya selalu diingat. Dulu saya hidup jadi gelandangan, dimaki-maki orang jadi sudah terbiasa. Bagi saya itu bagian dari dinamika hidup," ucapnya.
"Sama seperti ribuan kasus lain, kami akan bergerak jika menerima aduan, apalagi sampai desakan. Ini adalah hal yang sudah saya lakukan secara pribadi sejak tahun 70," pungkasnya dengan tersenyum.
(mif/nu2)