Kasus dugaan penyekapan yang melibatkan penyanyi Nindy Ayunda masih bergulir sampai sekarang. Kini anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut mengomentari masalah tersebut.
Ia turut bicara usai dicolek Nikita Mirzani. Sebelumnya sang artis memang mengirim surat terbuka di media sosial agar kasus dugaan penyekapan yang melibatkan Nindy Ayunda untuk diusut tuntas.
Dalam tulisan itu, Nikita Mirzani menyenggol beberapa nama penting, mulai dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Ahmad Sahroni, hingga Hotman Paris Hutapea. Tak cuma itu, ia juga mencolek instansi seperti Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad Sahroni lalu menanggapi keluhan Nikita Mirzani yang ingin membela korban dugaan penyekapan Nindy Ayunda, Sulaeman. Ia mengaku telah melihat dan menonton video terkait masalah tersebut.
"Saya minta Polri menyelidiki kasus tersebut agar terang benderang untuk keadilan," ujar Sahroni.
Ahmad Sahroni pun siap mengawal kasus Sulaeman dengan Nindy Ayunda. Ia sangat prihatin terhadap apa yang dialami.
"Sangat akan saya perhatikan," tutur politisi Partai NasDem tersebut.
Kasus dugaan penyekapan yang dialami Sulaeman masih bergulir dan belum ada kejelasan. Sebelumnya istrinya, Rini Diana, melaporkan Nindy Ayunda sejak Februari 2021.
Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/904/II/YAN2.5/2021/SPKT PMJ dengan sangkaan Pasal 333 KUHP tentang Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang. Nindy Ayunda pun sudah diperiksa polisi.
Sebelumnya, Fahmi Bachmid selaku pengacara Sulaeman mengatakan ada oknum polisi yang melihat kliennya diduga disekap. Hal itu ia ungkapkan kepada awak media.
"Saat Bapak Sulaeman disekap, ada oknum polisi yang menyaksikan peristiwa itu," kata Fahmi Bachmid.
Fahmi pun telah mengadukan masalah oknum itu ke Polres Jakarta Selatan, tempat pelaporannya. Ia bahkan menyebut pihak Polres telah mengantongi nama oknum tersebut.
"Silakan tanya ke penyidik Polres Jaksel. Mereka sudah tahu oknum polisi yang dimaksud itu," ujar Fahmi Bachmid.
Gegara ada oknum polisi itu, Fahmi menyimpan kecurigaan tak enak. Apalagi mengingat laporannya yang sudah lebih dari setahun hingga kini masih tak ada kepastian.
"Bahwa patut diduga ada keterlibatan oknum di sini atau setidak-tidaknya dia tahu di dalam peristiwa ini," tutur Fahmi Bachmid.
(mau/aay)