.webp)
Bocah Bojong dan Citayam Cs yang belakangan ramai di Sudirman menjadi fenomena. Tapi mereka perlahan tergusur.
Komunitas itu awalnya cuma nongkrong bermodalkan sedikit duit untuk beli Nutrisari dari starling, hingga tahu bulat. Mereka datang dari kota penyangga Jakarta, untuk sekedar berbincang hingga mencari pacar setiap sore.
Sorotan juga fokus kepada dandanan mereka yang punya ciri khas. Mereka banyak mendapatkan barang-barang fashion itu hasil dari thrifting, tak butuh biaya besar.
Dari situ juga sorotan kemudian makin besar. Kepolosan mereka menjadi ciri khas yang asyik diikuti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Jika Jepang punya Harajuku, Indonesia kini punya istilah 'Haradukuh' usai viral Citayam Fashion Week di Dukuh Atas. Kawula muda Ibu Kota pun ikut ambil bagian. Foto: Pradita Utama |
Mereka ceplas-ceplos saat diwawancarai, hingga menarik perhatian di berbagai media sosial karena natural.
Tapi perlahan fenomena itu makin besar, jadi ajang. Kaum-kaum elit ikutan, orang-orang dari berbagai penjuru juga nimbrung ke dalam komunitas itu.
Bahkan sudah mulai rutin dibuat acara bertema 'Citayam Fashion Week'. Kepolosan itu perlahan berubah, muncul orang-orang 'berkelas'.
Bocah-bocah itu pun perlahan tersingkir. Bahkan, salah satu bocah dari komunitas itu, Roy, mengakui bakal pindah tempat nongkrong. Meski ia tak mengungkap apa alasan kepindahan itu.
"Pokoknya bulan-bulan ini kalau nggak salah pindah ke PIK," katanya saat diinterview pengguna TikTok.
Netizen kemudian banyak yang mendukung mereka untuk pindah, kembali kepada jati dirinya.
 Jika Jepang punya Harajuku, Indonesia kini punya istilah 'Haradukuh' usai viral Citayam Fashion Week di Dukuh Atas. Kawula muda Ibu Kota pun ikut ambil bagian. Foto: Pradita Utama |
