Asisten pribadi (aspri) Hotman Paris, Monna Frans, mualaf beberapa waktu lalu. Ia kini menceritakan hal tersebut.
Kepada detikcom, Monna Frans mengatakan sudah banyak yang menanyakan soal keputusannya berpindah keyakinan. Ia mengaku mengenal Islam sejak Mei tahun lalu dari tantenya.
Ketika itu, Monna Frans sering curhat dan diberi wejangan oleh anggota keluarganya secara Islam. Ia pun melihat tantenya salat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu aku coba memperdalam, aku tertarik, aku coba pelan-pelan berhubung di salah satu anggota keluarga aku ada yang muslim. Aku banyak sharing tentang hidup aku ke dia. Dan dia yang sudah senior kasih pendapat sesuai ajaran Islam," ujar Monna.
"Dia ngajarin doa tapi dia bilang cuma bisa bilang sesuai ajaran Islam. Terus aku pelajari tuh ajaran Islam dan doa yang pertama tuh Al-Fatihah. Aku baca dan artinya ini, ini, ini," lanjutnya.
Monna Frans begitu tertarik melihat tantenya salat. Ia juga beberapa kali sempat membaca Al-Fatihah ketika tengah terpuruk.
"Aku ngerasa perubahannya terasa, life changing gue. Di situ gue makin memperdalam, makin tenang," tutur Monna.
Hingga pada bulan Ramadan tahun ini, Monna Frans mencoba melaksanakan puasa. Ia bisa melewati itu sebulan dan cuma bolong dua hari di luar menstruasi.
Kemudian, menjelang Idul Fitri, Monna Frans bertemu ustaz yang ada di masjid apartemennya. Ia menanyakan tentang puasa, zakat, dan hal lainnya.
"Terus dia tanya puasa. Dia kaget, terus aku dibilang, 'Iman kamu sudah kuat banget padahal bukan muslim'. Terus dia ngajak syahadat sekarang. Gue kaget, terus aku bilang aku mau dimualafkan sama Gus Miftah. Tapi katanya nggak apa-apa sama dia dan di sini juga. Terus aku bilang ya sudah bismillah," kata Monna.
Monna Frans juga sempat berkonsultasi dengan Gus Miftah, yang dikenalnya saat kerja bareng Hotman Paris. Ia syahadat lagi di depan sang kiai.
"Terus baru dah tuh 2-3 hari Gus Miftah pulang dari Madinah, dia ajak ketemu di sini. Ya sudah, aku dimualafkan sama dia di kantornya kereta api Stasiun Gambir. Di situ disaksikan sama yang orang kereta api dan Gus Ipang Wahid," pungkasnya.
(mau/nu2)