Ustaz Yusuf Mansur kembali menang kedua kalinya di pengadilan. Dia kembali memenangkan sidang gugatan di PN Tangerang terkait kasus wanprestasi investasi dana hotel dan apartemen haji serta umrah.
Usai kemenangannya tersebut, sang ustaz mengucapkan syukur melalui akun Instagram pribadinya.
"Alhamdulillah, menang lagi di PN Tangerang. Izin Allah, setelah beberapa waktu yang lalu saat di Yaman pun diumumkan menang untuk kasus yang pertama. Ini kasus yang kedua," ucap Ustaz Yusuf Mansur, seperti dilihat detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan masih ada kasus ketiga yang bakal dijalaninya di persidangan nanti. Dia pun meminta doa dari para pengikutnya di media sosial.
Menurut sang ustaz, kemenangan bukan sebagai cambuk untuk memperbaiki diri. Tapi adalah kemenangan yang hakiki.
"Sebagaimana sudah ditulis di kemenangan terdahulu, dengan izin Allah. Bahwa kemenangan yang hakiki itu, manakala kita semua diampuni Allah, dimaafin Allah dan jadi momentum segara perbaikan dan kebaikan," katanya.
Nama Ustaz Yusuf Mansur menjadi pembicaraan setelah menghadapi tiga kasus hukum. Gugatan pertama adalah persoalan tabung tanah yang sudah ditolak oleh Pengadilan Negeri Tangerang.
Baca juga: Kemenangan Kedua Yusuf Mansur di Pengadilan |
Gugatan kedua yang dimenangkan Yusuf Mansur itu terkait perkara di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, dengan gugatan bernomor 1340 /Pdt.G/2021/PN.Tng. Ia didugat oleh 12 orang untuk membayar Rp785 juta.
Pria yang akrab disapa UYM itu mengatakan banyaknya gugatan di pengadilan membuat dirinya belajar. Dia mengaku bakal memperbaiki jika ada kesalahan.
"Kalau ada yang salah, Insyaallah kita perbaiki, kalau masih kurang-kurang Insyaallah kita coba sempurnakan," katanya di Wisuda Akbar Tahfizh Quran, kawasan Cipondoh, Tangerang, pada Juli lalu.
"Nggak ada yang menang, nggak ada yang kalah," tegasnya lagi.
Ustaz Yusuf Mansur menegaskan sangat tidak pas dirinya disebut menangkan gugatan. Ayah Wirda Mansur itu mengatakan seseorang jadi pemenang bila bisa memperbaiki kesalahannya.
"Menang itu ketika kita bisa memperbaiki kesalahan kita," pungkasnya.
(tia/wes)