Tamara Bleszynski telah melaporkan pengurus hotel di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat atas dugaan penggelapan ke Polda Jawa Barat. Hotel itu adalah peninggalan mendiang ayah Tamara.
Selama 19 tahun, Tamara merasa tak menerima keuntungan. Padahal dia adalah pemegang saham sebesar 20% di hotel itu.
Lantas sudah sejauh apa kasus itu ditangani Polda Jawa Barat? Djohansyah pengacara Tamara mengatakan akan ada naik status terhadap para tersangka.
"Polisi bekerja profesional dan cukup baik. Menurut alur hukumnya, rasanya tidak akan lama lagi akan naik status atas dugaan tindak pidana ini. Karena menurut kami cukup alat bukti untuk naik ke sidik. 19 tahun laporan keuangan tidak pernah diberikan secara patut dan wajar rasanya sudah pasti ada yang salah," kata Tamara Bleszenzky di Kemang, Jakarta Selatan.
Di sisi lain, Djohansyah mengatakan hotel tersebut dalam kondisi baik dan berkembang. Bukan hotel yang mengalami kerusakan ataupun sepi tamu.
"Sampai dengan saat ini masih berjalan dengan baik. Okupansi cukup baik. Ini bukan hotel yang sudah mau rubuh, tapi sangat baik. Ada di puncak pass. Selamat Jadi rasanya kalau kita bicara ini hotel tidak berfungsi ini jauh (masih buka hotelnya)," katanya.
Disinggung apakah pengurus hotel itu sama seperti sejak awal berdiri, Djohansyah mengatakan demikian.
"Setahu kami dengan pengurus yang sama. Setahu kami," katanya.
Sementara itu, disinggung pihak Tamara sudah berkomunikasi dengan terlapor, Djohansyah mengatakan sudah tak ada komunikasi. Namun yang pasti Djohansyah menegaskan meski cuma 20% sebagai pemegang saham, seharusnya Tamara mendapatkan keuntungan
"Kami belum ada komunikasi, sejak membuat laporan belum ada komunikasi," katanya.
"20 persen itu sesuai dengan UU No 40 Tahun 2007 mengenai perseroan terbatas itu sangat besar. 1 persen saja haknya harus dicover apalagi 20 persen. Jadi saya pikir bukan dalam konteks memiculah," pungkasnya.
Simak Video 'Kesedihan Tamara Bleszynski Merasa Dikhianati Pengelola Hotel Miliknya':
(fbr/tia)