Dangdut Elvy Sukaesih dari Arab sampai ke Jepang

Hot Questions

Dangdut Elvy Sukaesih dari Arab sampai ke Jepang

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Selasa, 07 Jun 2022 18:43 WIB
Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022).
Elvy Sukaesih Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Musik dangdut selalu dikaitkan dengan invasi dentuman gendang lagu India di sekitar tahun 60an. Ada yang setuju, ada yang membantah dengan mengatakan bahwa dangdut murni lahir dari pengembangan orkes Melayu yang juga marak era 50an. Tanpa bermaksud menjadi perdebatan, musik dangdut milik Elvy Sukaesih punya kelainan.

Ketenaran Elvy Sukaesih dan musik dangdutnya, baik itu bersama Rhoma Irama, Muchsin Alatas dan lain-lain, tidak lepas dari andil orang-orang keturunan Arab yang menetap di Jakarta. Ada banyak nama yang dapat disebutkan sebagai yang berjasa membesarkan namanya, dari mulai di belakang layar hingga teman duet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dapat kita mulai dari suaminya, Zaidun Zeth, yang memberikan dukungan penuh di belakang layar. Awab Abdullah pimpinan Orkes Melayu Purnama yang menjadi batu loncatan bagi dirinya, juga Rhoma Irama. Rekan duet Elvy yang juga tak kalah tersohor, Muchsin Alatas. Beberapa nama lain ada juga Hasyim Khan, Ruston Nawawi dan Achmad Alatas.

ADVERTISEMENT
Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022).Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Foto: Grandyos Zafna

Ada apa antara para keturunan Arab ini dengan dangdut Indonesia di masa itu? Mengapa kemudian mereka mendominasi dan berperan penting terhadap perkembangannya. detikHOT bertamu ke kediaman Elvy Sukaesih untuk mencari jawabannya. Ternyata sang Ratu Dangdut menjawab dengan santai.

"Karena gini, orang Arab itu kebanyakan suka musik, suka joget. Makanya kalau kita sudah kumpul sama Arab, kalau nggak ada joget, nggak mungkin. Jadi, memang dangdutnya perpaduan India dan javin, jadinya agak ke-Arab-Araban gitu. Ditambah unsur Melayunya," jawab Elvy santai.

Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022).Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Foto: Grandyos Zafna

"Kalau dulu, mereka menikmati sekali dangdut dan orkes Melayu kita. Musiknya begitu, kadang bahasanya juga berat. Kalau sekarang kayaknya anak-anak udah nggak mau dengerin yang lama-lama, sudah nggak menikmati. Mungkin maunya yang enteng-enteng saja," sambungnya lagi.

detikHOT tidak menyangka ternyata pertanyaan di atas justru membuka cerita menuju negeri sakura, Jepang. Di sekitar tahun 1990-1992, dari ceritanya, Elvy Sukaesih mendapatkan julukan Madonna Indonesia oleh penggemarnya di Jepang. Tidak hanya dengan para penggemar dan promotor, Elvy juga dekat dengan rekan-rekan media di sana. Bahkan mereka sempat berkunjung ke Jakarta.

"Hubungan kita dekat sekali. Aku bangga banget waktu main di Jepang. Dulu tuh kita sampai bikin show dua kali di Shibuya karena penontonnya nggak mau bubar. Ada kakek-kakek udah pakai kursi roda, berapa orang gitu baris di paling depan. Mereka luar biasa, minta lagu Cubit-cubitan, minta lagu apa gitu," kenang Umi Elvy.

"Sebelum pandemi, ada anak-anak media dari Jepang datang, mereka bilang kalau rindu sama dangdutnya Elvy. Kata mereka dangdut yang pure (murni)," kenangnya lagi.

Umi Elvy bercerita, mereka yang di luar negeri itu cukup terpapar oleh dangdut dan keroncong. Biasanya dimulai dari para pengamat musik dan pekerja di radio. Dari situ, mereka kemudian menelusuri perusahaan rekaman yang merilis. Mulailah terjadi pemutaran-pemutaran di radio, atau pun dimasukkannya lagu-lagu dangdut ke dalam album kompilasi setempat.

Salah satu aksi pentas yang sulit untuk dilupakannya adalah saat dirinya tampil membawakan irama dangdut, mengiringi lenggak-lenggok peragawati di atas catwalk.

Elvy SukaesihElvy Sukaesih Foto: Grandyos Zafna

"Saya nyanyi digabung sama fashion show. Aku benar-benar kayak ratu, jalan di panggung, kanan-kirinya peragawati tinggi-tinggi semua. Panggungnya ada di tengah-tengah penonton, terus di atas, naiknya pakai tangga. Rambutku disanggul tinggi, baju dari mereka juga bagus. Aku ngerasa dihargai banget. Luar biasa," cerita pelantun Datang untuk Pergi itu.

Dangdut Elvy Sukaesih juga sempat berkolaborasi dengan grup musik populer asal Jepang, Tokyo Ska Paradise. Kalau mundur ke masa lalu, memang musik dangdut maupun Orkes Melayu dihuni oleh alat musik yang lengkap, dari mulai departemen string, sampai barisan alat tiup.

"Jadi kita bawa mahkota kolaborasi bersama Tokyo Ska Paradise. Aku datang atas permintaan Kedutaan Jepang kepada Kedutaan Indonesia untuk konser di Jepang. Aku pakai kebaya, sudah kayak Puteri Indonesia," seloroh Umi sambil tertawa.

Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022).Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Foto: Grandyos Zafna

Jadi, citra dangdut yang katanya musik kampungan dan rakyat kelas bawah itu, dengan mudah terbantahkan ya?

"Tidak benar sama sekali. Jangan pernah lupa dangdut adalah tuan rumah Indonesia. Indonesia adalah dangdut," pungkasnya.

Bicara Ratu Dangdut tidak sah rasanya kalau tidak menyertakan cerita dari Sang Raja Dangdut, Rhoma Irama. Simak selengkapnya hanya di detikHOT!




(mif/nu2)

Hide Ads