Jakarta -
Elvy Sukaesih dengan kekuatan penuh dedikasinya untuk musik dangdut di Indonesia, telah memberikan banyak hal sepanjang 58 tahun. Hampir 2.000 lagu, suara yang khas, cengkok yang aduhai, hingga perwujudan seorang ratu. Namun sebaliknya, apa yang sudah diberikan dangdut untuk Elvy Sukaesih?
Banjir penghargaan dengan kategori 'Terbaik' tentu sudah disandangnya. Baik dari Indonesia, maupun luar negeri seperti yang didapatnya di Jepang. Ketenaran lintas benua juga sudah menjadi barang biasa, Di Australia, Dataran Eropa dan Amerika Serikat.
"Alhamdulillah popularitas adalah anugerah. Kita empat kali kan kalau nggak salah nyanyi di Jepang. Terus sempet ke Los Angeles, Amerika Serikat. Ke Australia juga, kalau yang namanya Singapura, Kuala Lumpur, itu sih udah terlalu sering."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, yang paling menyenangkan hatinya adalah bernyanyi. Dangdut memberinya alasan untuk terus dan terus bernyanyi.
Elvy Sukaesih Foto: Grandyos Zafna |
"Saya mengagumi suara saya sendiri. Jadi kalau saya lagi bersenandung gitu, Ya Allah, enak ya suara saya. Saya enjoy sekali. Saya lagi sakit, bernyanyi, tidak terasa lagi sakitnya," ungkap Elvy kepada detikHOT saat ditemui di kediamannya di Kawasan Cawang, Jakarta Timur.
"Pencipta lagu itu, dari yang top sampai yang ecek-ecek, saya nyanyi ya lagu apa saja ayok. Semua kita sikat. Kalau penyanyi lain mungkin ada yang lebih pas di lagu tertentu, kalau kita, lagu mellow, genit, lagu yang judes-judes sikat semua. Sampai ada istilah, 'ah Elvy dikasih lagu tahi juga enak'," ujarnya seraya tertawa. 'Lagu tahi' yang dimaksud adalah lagu yang dirasa kurang enak notasi dan liriknya.
Lebih lanjut soal apa yang sudah dangdut berikan kepada sang ratu, detikHOT bicara soal royalti. Dan ini jawaban si pelantun 'Cubit-cubitan' itu.
Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Foto: Grandyos Zafna |
"Kita nggak dapat apa-apa. Kebetulan waktu topnya Karena Pengalaman, sampai 1 juta 500 kaset waktu itu kan. Setelah itu Cubit-cubitan meledak. Aku cuman dapet Honda Civic dikasih sama Purnama Record, waktu harganya baru Rp2 juta-an. Makanya habis itu aku bikin Sedingin Salju waktu itu. Kalau penghargaan, ada beberapa, ada piringan emas gitu, ada yang udah kebanjiran, ada yang dicuri juga. Saya mah prinsipnya nggak gimana banget penghargaan, yang penting pencipta semuanya puas, penonton terhibur, saya mulia di mata Allah."
Tidak dapat dipungkiri urusan administrasi seperti kontrak memang dulu tidak terurus dengan benar. Pun sebenarnya sampai hari ini masih ada saja yang nakal. Bedanya, sekarang para pelaku musik sudah semakin sadar atas pentingnya hal-hal terkait administratif tersebut. Dibekali juga dengan pengetahuan, serta munculnya institusi yang membantu melindungi. Sedangkan musisi yang naik pentas di medio tahun 60, 70, 80, bagi mereka yang penting adalah bernyanyi dan beraksi. Urusan royalti, terima jadi.
"Dulu nggak beres urusan kontrak. Kita umpama rekam 10 lagu, udah hits semua, tahu-tahu dipecah-pecah sama label, dibikinin 10 album. Masing-masing album, lagu yang hits tadi dicampur sama lagu-lagu aku yang lama, gitu cari duitnya. Itu pun masih bisa dijual lagi ke label yang lain. Lagu Karena Pengalaman itu aku terima uang kalau nggak salah Rp300.000. Dibayarnya di depan, royaltinya nggak dikasih lagi. Misalnya, dikontrak berapa lagu untuk satu tahun. Aku dulu kalau nggak salah ada yang 60 lagu untuk nyanyi satu tahun. Ya sudah, dibayar umpahnya berapa. Royaltinya nggak dikasih lagi," jelas Umi Elvy.
Penyanyi legendaris Indonesia, Elvy Sukaesih, berpose saat wawancara di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Foto: Grandyos Zafna |
"Label saya tersebar di mana-mana. Aku sudah kayak freelance. Aku ada kontrak sama label di Singapura. Di Indonesia ada di dua label," sambungnya lagi.
Layaknya musik dangdut khas Elvy yang meliuk-liuk tapi merdu, dinamika kariernya ini tidak jadi memberatkan dan membuatnya menyesal. Bernyanyi dangdut, adalah sebaik-baiknya keputusan yang dia buat dalam hidup.
"Nggak pernah menyesal. Aku senang dan aku suka banget," katanya sembari tersenyum.
Karena tidak pernah menyesal itu juga, Umi Elvy begitu menjaga nama baik dan warisan karya-karyanya. Jika dulu ada manajemen yang kurang baik, sekarang perlahan mulai dibenahi. Dirinya juga menegaskan kepada enam anaknya, untuk tidak merusak nama baiknya kelak.
Elvy Sukaesih Foto: Grandyos Zafna |
"Saya dari dulu nggak pernah ke anak-anak bahwa mereka harus jadi seperti saya. Kalau ada kemampuannya dan mau maju, silakan. Tapi, jangan rusak namaku. Karena nama ini saya bina dengan luar biasa. Sekarang kita juga lagi pembenahan, mau mulai untuk YouTube juga," tandas Umi.
Jika detikers berpikir bahwa dangdut hanya memiliki hubungan dengan India, maka harus segera diperbaiki. Karena ternyata, dangdut Elvy Sukaesih sukses menjalin hubungan baik dengan Jepang. Seperti apa ceritanya? Ikuti terus hanya di detikHOT.
Simak Video "Video: Elvy Sukaesih Bakal Ngumpul Bareng Keluarga Besar Jelang Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]