Tan Skin Sebut Review Mayang Tidak Masuk Akal

Adik Vanessa Angel, Mayang Lucyana Fitri, mengaku wajahnya mengalami breakout setelah memakai produk skincare berinisial T yang diketahui adalah Tan Skin.

Setelahnya, Mayang memposting sebuah video review produk skincare itu di Instagram pribadinya. Hal itu membuat Tan Skin mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen.

Menurut Gil Gladys selaku salah satu petinggi Tan Skin, video review produk dari Mayang tidak masuk akal. Sebab, efek skincare terhadap wajahnya terlalu cepat.

"Perlu saya jelasin ya kondisi kulit itu ada purging dan breakout. Kalau purging, kulit lagi adaptasi dengan skincare baru atau skincare yang lama dipakai itu keras. Tapi kalau purging, nggak mungkin 6 jam kecuali alergi makanan. Makanya keterangannya nggak masuk akal," kata Gil Gladys saat jumpa pers di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat (12/4/2022).

Lebih lanjut, Gil Gladys juga menyebut kata-kata dalam video review dari Mayang banyak yang tidak cocok dan terlalu berlebihan.

"Kalau review, menurut saya kata-katanya nggak cocok ya. Banyak juga kok yang kita minta feedback. Kalaupun nggak cocok, mereka paling bilang produknya kurang cocok dengan kulit saya. Kalau ini kan bilangnya breakout karena skincare kami. Ini sudah terlalu berlebihan," tutur Gil Gladys.

Jika memang terjadi purging pada wajah Mayang, seharusnya tidak separah itu.

"Kalau purging nggak mungkin gitu kok, nggak akan separah itu," ujar Gil Gladys.

Sebelumnya, Mayang mengaku hanya melihat review produk customer lain saja sebelum membeli dan tidak berkonsultasi. Padahal, pihak Tan Skin menyediakan layanan konsultasi kulit sebelum membeli produk mereka.

"Kita juga buka layanan konsul kulit jadi bisa dikasih tahu dulu ke kita separah apa kulitnya dan bisa ditangani nggak sama produk kita. Konsul seperti itu kita welcome. Tp dia ini nggak pernah konsul dan langsung check out," pungkasnya.

Buntut dari video review itu, Mayang dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan kasus penghinaan dan pencemaran nama baik. Akibatnya, Mayang terancam hukuman maksimal 4 tahun penjara dan denda sebesar Rp 750 juta.