Eks ART Pertanyakan Rekaman CCTV Asli Dugaan Penganiayaan Anak Nindy

Sidang dugaan kasus penganiayaan anak Nindy Ayunda dengan terdakwa eks ART-nya, Lia Karyati, bergulir lagi kemarin. Agendanya pembacaan pledoi atau nota pembelaan dari Lia atas masalah tersebut.

Dalam pledoi, kuasa hukum Lia Karyati mempertanyakan rekaman asli CCTV atas tuduhan kliennya menganiaya anak kedua Nindy Ayunda. Ibnu Hardiman heran mengapa jaksa tak pernah menunjukkan hal itu sampai saat ini.

"Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam menyusun surat dakwaan dan surat tuntutan hanya bersandar pada adanya rekaman CCTV yang ada di dalam kamar anak korban, yang mana rekaman CCTV tersebut sampai hari ini tidak pernah diperlihatkan, diputar, dan ditunjukkan dalam persidangan," kata Ibnu saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Lebih lanjut, Ibnu Hardiman mengatakan selama ini jaksa cuma memutar rekaman video yang diambil dari rekaman CCTV sebagai bukti dalam perkara. Ia menganggap hal itu sudah melanggar ketentuan undang-undang.

"Bahwa tindakan yang dilakukan oleh JPU yang tidak menghadirkan, memutarkan, memperlihatkan isi rekaman CCTV adalah suatu bentuk pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujar Ibnu.

Ibnu Hardiman lalu meminta majelis hakim untuk membebaskan kliennya. Sebab Lia Karyati dirasa belum terbukti melakukan tindak pidana seperti yang dituduhkan Nindy Ayunda.

"Sangat beralasan menurut hukum agar majelis hakim yang mulia menyatakan terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana di dalam dakwaan Alternatif Pertama JPU dan Surat Tuntutan JPU," tutur Ibnu.

Sebelumnya Lia Karyati menjadikan eks suami Nindy Ayunda, Askara Parasady Harsono, sebagai saksi yang meringankan. Dalam persidangan beberapa waktu lalu itu, Askara meminta hakim membebaskan Lia lantaran masalah itu sempat diambil jalan damai.

Pengakuan Askara Parasady Harsono ditanggapi sinis Nindy Ayunda. Ia heran mengapa ayah dari anaknya itu membela eks ART.