Arzeti Bilbina terus menyampaikan aspirasi untuk kepentingan rakyat. Anggota DPR itu masih fokus terhadap masalah bahaya racun Bisphenol A atau BPA pada kemasan plastik.
Saat tampil di podcast yang dipandu Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Arzeti Bilbina kembali mengkritisi BPOM agar segera memberi label pada kemasan plastik yang mengandung BPA. Ia bahkan mengaku telah membawa masalah itu ke rapat kerjanya di Komisi IX yang menangani bagian penanganan kesehatan, pendidikan, dan anak-anak.
"Kami telah sampaikan langsung kepada BPOM, saat rapat kerja dengan BPOM. Kami mengapresiasi pihak BPOM yang secara responsif membahas masalah BPA ini. BPOM telah melakukan tiga kali FGD (Forum Group Discusion) khusus membahas BPA. Kami berharap BPOM segera memberi label peringatan konsumen pada kemasan plastik yang mengandung BPA," ujar Arzeti saat ditemui di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arzeti Bilbina menyebut BPOM sudah melakukan uji terhadap kemasan plastik. Namun hasilnya disebut masih tak sesuai harapannya.
"Memang itu jauh dari ambang batas. Tapi untuk bayi, balita, dan janin harus free BPA. Harus 0 BPJ. Kita tidak berani mengambil risiko, atau biar aman diberi label seperti pada susu kental manis yang berbunyi tidak cocok untuk bayi. Seperti pada kemasan rokok ada peringatan bahaya merokok dapat menimbulkan gangguan jantung, impotensi, dan kehamilan," tutur Arzeti.
Lebih lanjut, Arzeti Bilbina mengaku mendapat banyak teguran usai terus bersikap kritis terkait masalah BPA. Eks model itu pun tak mempedulikan hal tersebut.
"Rupanya banyak yang kebakaran jenggot," kata Arzeti.
Arzeti Bilbina mengaku sangat fokus akan bahaya BPA. Ia pun kerap memeriksa peralatan makan dan minumnya di rumah karena tak mau terpapar bahan kimia.
"Jadi sampai di rumah saya periksa seluruh peralatan makan dan minum, saya periksa satu per satu. Botol-botol plastik. Untunglah hampir semua mempunyai kode Free BPA," pungkasnya.
(mau/wes)