Belakangan tengah viral foto yang menunjukkan seorang pengendara motor mengacungkan jari tengah pada segerombolan pesepeda. Terlihat dari fotonya, gerombolan pesepeda itu tampak mengendarai sepedanya sehingga menutupi jalur untuk kendaraan lainnya.
Sebagai artis yang belakangan aktif bersepeda, Wulan Guritno turut memberikan komentarnya. Menurutnya, adanya gerombolan sepeda yang mengganggu jalanan sebenarnya masalah yang tidak bisa dipecahkan hanya dengan semalam.
Baginya, perlu ada perbaikan terhadap jalur sepeda agar dapat digunakan secara efektif sehingga para pesepeda tidak lagi mengambil jalur yang biasa digunakan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Wulan Guritno Jatuh Cinta Lagi |
Wulan Guritno menilai saat ini memang ada jalur khusus sepeda, sayangnya, jalur itu tidak dapat digunakan oleh banyak sepeda sekaligus.
"Ini bukan membela ya, waktu itu dibikin jalur di (sisi) kiri (jalan), which is ternyata nggak bisa dipakai oleh pesepeda roadbike kan, jalur yang dibatesin itu tuh, nggak bisa. Kami kalau sepedaan di situ pletonan ambruk semua, memang tidak bisa," kata Wulan Guritno ditemui di Twin House, Jakarta Selatan.
Meski demikian, bintang film Perfect Dream itu memaklumi bila jalur sepeda yang ada di Jakarta belum sempurna dan efektif. Dia menilai, tren bersepeda adalah hal baru, sehingga wajar bila fasilitas dan infrastruktur kota belum memadai tren tersebut.
"Ini kan namanya hal baru ya, lagi marak sepeda hal baru, jadi aku bilang nggak ada yang salah. Pengendara mobil nggak ada yang salah, pengendara motor nggak ada yang salah, pengendara sepeda nggak ada yang salah, peraturan pemerintah juga nggak ada yang salah," ujarnya.
Baginya, foto pemotor mengacungkan jari tengah itu bisa menjadi momentum untuk menggerakan pemerintah kota agar memperbaiki jalur sepeda sehingga lebih memadai dan dapat digunakan secara efektif.
Namun, Wulan Guritno pun memaklumi bila solusi tersebut butuh proses dan tidak dapat terlaksana dalam waktu singkat. Ia menyadari membuat jalur sepeda yang memadai bukan lah hal yang semudah membalikan telapak tangan.
"Ini pelan-pelan melihat keadaan dan perkembangan jadi dibuat regulasi-regulasi apa yang terbaik. Karena kan nggak bisa langsung. Kemarin dibikin jalur itu, 'Oh ternyata nggak bisa ya mau sepeda pletonan gitu', nggak kepake gitu. Karena kan itu cuma buat bisa sepeda seli (sepeda lipat), buat sendiri sendiri gitu atau road bike sendiri-sendiri tapi kalo pletonan ambruk semua lewat jalan kecil itu," terang dia.
"Makanya abis itu dicari solusi lagi, bikin jalur baru (untuk) pesepeda. Nah, sekarang kan lagi uji coba, ya mudah-mudahan berjalan dengan baik gitu. Kalau nggak kan, mudah-mudahan nanti dicari solusi lagi, solusi lagi sampai nanti ada solusi terbaik. Namanya perjalanan, ini hal baru kan," sambungnya.
Belum lama ini, Wulan Guritno juga membuat satu kampanye yang memiliki tema Kasih. Tema itu akhirnya terwujud atas dukungan dari 113, yang memiliki visi dan misi yang sama dalam mengangkat semangat kolaborasi dan berbagi. Dari kampanye tersebut lahirlah konsep Cycling For Hope. Dalam kegiatan ini, Wulan Guritno sebagai pendiri Hope pun merilis kaus edisi khusus 113 X Stella Rissa dan HOPE.
(srs/wes)