Felicia Tissue mencurahkan isi hatinya setelah berpisah dengan Kaesang Pangarep. Video tersebut juga dibuatnya karena menerima hujatan banyak orang.
Wanita yang menjalin hubungan asmara dengan Kaesang selama 5 tahun itu mengaku dihujat karena dianggap berlebihan menghadapi kenyataan kisah cintanya bubar. Namun menurut Felicia Tissue, masalah yang ia hadapai lebih dari sekadar putus cinta.
Ia menyebut ada etika yang hilang dari keluarga Presiden Joko Widodo. Pasalnya ia menganggap Kaesang pergi begitu saja dari hidupnya tanpa memberikan kejelasan, padahal sebelumnya menjanjikan menikah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Felicia Tissue juga sudah berusaha menghubungi keluarga Kaesang, bahkan ia juga menyurati Jokowi secara langsung. Namun usaha itu tidak membuahkan hasil.
"Saya ingin tegaskan, ini bukan masalah jodoh atau tidak berjodoh, ini masalah etika dalam penyelesaian masalah," kata Felicia Tissue dalam video yang diunggahnya di YouTube.
"Seharusnya lelaki wajib melindungi wanita, tapi pada saat ini saya berdiri dengan tegar untuk diri sendiri," lanjutnya.
Dari penjelasannya, ada harapan sederhana yang dituangkan Felicia Tissue. Ia cuma ingin hidup normal tanpa hujatan dari netizen yang menganggap dirinya bertindak berlebihan karena ditinggal pergi Kaesang.
"However, under the scrutiny of public eyes dan dengan tidak adanya etika baik dari bapak Joko Widodo dan keluarga," ujar Felicia Tissue sambil menarik napas.
"Telah memberikan peluang untuk orang-orang di sosial media untuk menggoreng, menghujat saya dan keluarga, seperti ibu dan nenek saya," sambungnya.
Di media sosial, Felicia Tissue mengaku mendapat berbagai hujatan, bukan cuma soal asmara tapi sampai ke SARA. Ia juga merasa direndahkan harga dirinya sebagai wanita.
"Sampai saya pun secara langsung dihujat secara ras, agama, suku, kewarganegaraan dan juga dengan menggunakan kata-kata kotor yang merendahkan harga diri saya sebagai wanita, bisa dibayangkan dampak beratnya untuk saya dan keluarga," ucap Felicia Tissue.
"Saya rasa Bapak Joko Widodo yang juga mempunyai anak perempuan dan juga cucu-cucu perempuan, bisa merasakan sebagai orangtua apabila ini terjadi kepada pihak beliau," tutupnya.
(dar/nu2)