Rumah duka Syekh Ali Jaber dijaga ketat oleh petugas gabungan polisi dan Satpol PP. Untuk pelayat yang diperkenankan masuk oleh pihak keluarga harus menjalani rapid test yang telah disediakan oleh pihak kepolisian.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus COVID-19. Jika ada yang reaktif dalam rapid test antibody, makan Bidang Dokter Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya akan melakukan swab PCR di lokasi.
"Kami tidak mengakomodir tamu datang ke rumah duka. Tapi kalau ada keluarga (yang datang) kami terapkan protokol kesehatan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan, di Komplek Taman Berdikari Sentosa, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau keluarga datang kita lakukan tes swab," sambungnya.
Hingga saat ini masih belum ada pelayat yang terlihat datang. Jenazah Syekh Ali Jaber pun masih berada di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Kami masih menunggu dan mengatipiasi dari awal," papar Erwin Kurniawan.
Di mata Erwin Kurniawan, Syekh Ali Jaber adalah salah satu ulama yang cinta terhadap Tanah Air. Kebaikannya pun selalu dikenang oleh orang banyak semasa hidupnya.
"Beliau sangat santun, juga mendukung persatuan dan persatuan dari sisi dakwah, beliau juga kooperatif," tutup Erwin Kurniawan.
Baca juga: Kronologi Meninggalnya Syekh Ali Jaber |
Syekh Ali Jaber meninggal dunia diusia 44 tahun. Ia adalah ulama kelahiran Madinah, Arab Saudi.
Kecintaan Syekh Ali Jaber terhadap Tanah Air menuntunnya untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Belum genap satu tanun ia resmi menjadi WNI.
(hnh/pus)