Kematian Juice WRLD pada 2019 lalu membuat publik terkejut. Rapper tersebut meninggal dunia usai kejang-kejang di bandara Chicago Midway pada Desember 2019 usai overdosis obat-obatan terlarang.
Juice WRLD memang terkenal memiliki masalah dengan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan dan lainnya. Karya-karyanya pun ditulis berdasarkan perjuangan hidupnya melawan penyakit tersebut dan kesulitannya mengatasi kecanduan terhadap obat-obatan terlarang.
Salah satunya dituangkan dalam penggalan lirik Wishing Well yang berbunyi: If it wasn't for the pills, i wouldn't be here/ But if i keep taking the pills, i won't be here.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini sang ibu, Carmella Wallace, buka suara terkait kematian putranya tersebut pada ABC Chicago 7.
"Ini sangat menyedihkan, namun satu hal yang ingin kupastikan, aku tak akan menyembunyikan fakta jika ia meninggal dunia karena overdosis. Aku tak ingin menyembunyikannya karena banyak orang yang berurusan dengan hal itu setiap harinya," ungkapnya.
Ia pun menceritakan jika dirinya kerap membantu putranya yang memiliki nama lengkap Jarad Higgins itu mengatasi masalah kesehatan mentalnya. Carmella pun menyuruh putranya untuk pergi berobat ke ahlinya dibandingkan hanya mengonsumsi obat-obatan.
"Aku mengatakan itu kepadanya. Ketakutan terbesarku adalah melihat ia overdosis karena barang-barang itu," ujarnya.
Ketakutan itu pun tak bisa dihindari dan merenggut nyawa putranya yang berusia 21 tahun itu. Karena hal itu ia pun mendirikan Live Free 999 Foundation, yang membantu anak muda dengan masalah kesehatan mental hingga kecanduan narkoba.
"Ku harap ini adalah yang dia cita-citakan, warisan untuk penyembuhan. Dan memberitahukan pada orang-orang bahwa kalian tak menderita sendirian," ungkapnya.
Setidaknya hal tersebut mungkin saja bisa membantu para anak muda yang mengalami masalah sama seperti Juice WRLD agar tak perlu lagi ada ibu yang harus kehilangan anaknya.
"Juice WRLD adalah sebuah ikon, namun Jarad adalah putraku," pungkasnya.
(ass/tia)