Aksi selebgram Sarah Salsabila yang sempat mengutarakan niat melelang keperawanan semakin bikin heboh. Ulah Sarah pun dinilai hanya gimmick.
Beberapa kasus mungkin bukan cuma keperawanan, tapi ada juga orang yang rela menjual organ tubuhnya, seperti ginjal.
"Ini beda case, kalau jual ginjal itu kebutuhan hidup. Dia mau jual ginjal demi pengobatan anak, ginjal dan keperawanan satu hal berbeda. Keperawanan itu bentuk kehormatan seorang wanita tertinggi. Ginjal itu satu alat yang kita bisa hidup dengan satu ginjal," kata psikolog Intan Erlita saat ngobrol dengan detikcom, Jumat (22/5/2020).
Menjual ginjal dan melelang keperawanan terpikirkan dalam situasi berbeda. Intan menjelaskan yang dipikirkan oleh penjual ginjal karena sudah tak tahu lagi apa yang harus diperbuat dengan kondisi materi yang juga tidak memadai.
"Apa yang saya miliki, yang berharga untuknya karena nggak punya materi, yaitu jual organ," ungkapnya.
"Berbeda dengan satu selebgram ini, dia murni sensasi. Nggak akan berani dia jual ginjalnya. Karena bisa jadi dengan kondisi ini tetap ada orang yang mau beli. Ini hanya semacam gimmick, beda kebutuhan, targetnya beda," tegas Intan Erlita.
Setelah video dirinya melelang keperawanan viral, pemilik akun Sarahkeihl itu mengaku ungkapannya itu hanya sarkas. Di mana dirinya ingin 'menyentil' orang-orang di luar sana yang tak peduli dengan kondisi di tengah pandemi Corona.
Jika ingin menjadi viral, Intan erlita mengatakan Sarah saudah mendapatkannya. Tapi, Intan mengingatkan Sarah yang mungkin lupa efek samping dari viralnya lelang keperawanan.
"Apakah terlepas dari itu bentuk kecewanya dia (dengan kondisi sekarang), saya nggak yakin apa yang ada dipikiran dia. Dia melakukan sesuatu yang salah, akhirnya dia menimbulkan pro dan kontra," jelasnya.
"Kalau ini untuk protes, apapun itu caranya dia salah. Menimbulkan empati nggak, simpati nggak, orang malah sebel sama dia, dan impact-nya bisa negatif ke dia. Ini bicara kehormatan dan harga diri dia. Kalau memang ini hanya bentuk candaan, ini pelajaran yang sangat berharga," tukas Intan Erlita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(pus/nu2)