Penyanyi Theresia Ebenna Ezeria Pardede atau Tere, memperlihatkan keputusannya memperdalam Islam dengan sangat fokus. Setelah menjadi mualaf 20 tahun lalu, Tere merasa kala itu perpindahan agamanya belumlah berilmu.
Mengucap dua kalimat syahadat pada 2000, Tere saat itu merasa hanya berubah secara status. Sampai akhirnya pada 2012, dia mengalami kejadian yang menjadi pukulan dan membuatnya sadar untuk memperdalam lagi hijrahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu salah satu di antara yang berturut-turut, yang paling saya rasakan adalah ketika kedua orang tua saya berpulang ke rahmatullah. (Jadi) bersambung, tahun 16 April 2012 ibu saya, lalu pada bulan Juli 2013 ayah saya," buka Tere saat berbincang kepada detikcom, Kamis (30/4/2020).
Sedari kecil Tere memang lahir dalam keluarga non-muslim. Almarhum ibunda dikatakannya sebagai nasrani yang taat.
"Qadarullah ibu saya kan memang seorang nasrani yang taat. Sementara Papa saya, dulu itu sudah bersyahadat bahkan sebelum saya syahadat. Beliau dulunya sudah masuk Islam," ungkapnya.
Baca juga: Tere Pardede Tetap Bermusik Pasca Hijrah |
"Namun, di ujung hidupnya qadarullah dia memilih kembali ke agama sebelumnya, menjadi nasrani. Itu menjadi pukulan telak ya untuk saya," imbuh Tere.
Melihat itu, Tere merasakan ternyata hidayah itu bisa pergi kapan saja. Dari situ, penyanyi dulu juga sempat duet dengan Pas Band dan mempopulerkan lagu 'Kesepian Kita' itu ingin menjaga hidayah yang sudah datang kepadanya.
"Saya merasakan sekali, ternyata hidayah itu selain bisa datang bisa juga pergi diambil lagi sama Allah kalau kita nggak jaga, nggak kita pelihara," kata Tere.
Pada 2012 itu Tere memulai untuk belajar mengaji. Dari situ semakin ke sini, Tere menuturkan dirinya semakin banyak mendapat berkah dan terbuka mempelajari tentang Islam.
(pus/wes)