.webp)
Akting Diding saat itu sangat diingat. Menjadi penjahat yang teler karena onde-onde beracun, justru mengundang gelak tawa. Itu salah satu contoh yang membedakan komedi masa kini dan dulu.
"Emang saya ngelucu (di film itu)? Nggak, saya nggak ngelucu. main biasa aja di Warkop, saya nggak pernah ngelucu, main biasa saja, tapi di sana yang kita aduk-aduk itu logika penonton bagaimana itu bentrok. Logika dan realita bertabrakan itu yang namanya komedi. Kalau sekarang kan dipaksakan, sampai harus ancurin propertilah, ngebully temanlah. Lawan main saling bully, properti sampai ancur," ungkap Diding Boneng kepada detikcom.
"Perbedaannya sangat banyak. Orang dulu komedi itu aktor-aktor komedi itu memang aktor. Kalau sekarang kan komedinya, komedi dipaksakan. Komedi sekilas aja. Kalau aktor dulu mereka itu komedi mengerti banget, adanya di mana. Komedi adanya di sini (otak dan pikiran) aktor-aktor dulu paham banget," sambungnya.
"Jadi bagaimana logika ini menjadi bercampur aduk, tabrakan itu yang jadi komedi. Bagaimana logika diacak-acak, diaduk ini yang jadi komedi. Makanya kualitas komedi sekarang sebentar aja. Jadi nggak abadi," tukasnya.
Komedi saat ini memang sangat disayangkan oleh Diding lebih banyak bully. Dia melihat, banyak komika atau pelawak yang justru tidak bangkit saat menjadi pemain film.
Baca juga: Apa Kabar Diding Boneng? |
"Oke sebagai stand up dia menghibur banget, tarik ke film, kasih lawan main, mati kan? Begitu ketemu lawan main mati karena mereka nggak ngerti komedi seperti apa. Kalau di film kita ada lawan main. Makanya banyak bintang stand up gagal di film. Film komedi justru yang berhasil bukan pelawak," tutur Diding.
Diding melihat film-film komedi yang dibintangi Deddy Mizwar justru lebih memancing tawa. Pada kenyataannya, Deddy Mizwar bukan seorang pelawak melainkan aktor.
"Nah ini bedanya film-film komedi sekarang yang dimainkan dengan aktor-aktor yang punya pemahaman komedi di permukaan aja, hasilnya bisa dibandingkan," tutupnya.
(pus/doc)
