.webp)
Perseteruan pasangan suami istri, Karen Pooroe dan Arya Claproth kian menjadi sorotan semenjak meninggalnya anak mereka, Zefania Carina.
Seperti yang dijelaskan Karen, Arya telah ia laporkan dalam dua kasus yang dianggap mengancam nyawa. Kasus yang berupa dugaan KDRT hingga pengeroyokkan oleh Arya kepadanya.
Hal itu kemudian kembali dijelaskan oleh Karen Saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2020) usai menghadiri agenda konfrontasi terkait kasus pengeroyokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkara dugaan KDRT di (laporkan di) Polrestabes Bandung, dari 8 September saya laporkan, itu belum selesai juga," jawab Karen.
"Kalau cepat ditangani, saya tidak mungkin kehilangan anak saya dan mungkin anak saya sudah di tangan saya. Kalau itu ditangani dengan cepat, mungkin saya sudah bisa memeluk anak saya. Karena bukti sudah kuat dan semua sudah ada, sedang kami tunggu hasil di Polrestabes Bandung. Semoga cepat biar saya dapat keadilan," paparnya.
Lebih lanjut, kasus kedua pun disebut terkait dugaan pengeroyokan kepada Karen yang terjadi pada 14 November 2019 di kediaman milik keluarga Arya.
"Kedua (kasus) pengeroyokan," sahut Karen.
"Kejadian 14 November. Di rumah mantan mertua saya di Jalan Bambu Kuning, Jakarta Selatan," lanjutnya.
Lalu kasus terakhir adalah misteri meninggalnya Zefania Carina yang hingga saat ini masih menjalani proses penyelidikan. Dalam kasus ini juga pihak Karen curiga dengan kronologi meninggalnya Zefania yang disampaikan Arya kepada pihak Polsek Cilandak usai kejadian.
"Ketiga, soal masalah meninggalnya Zefania, itu delik temuan atau umum dari kepolisian. Itu tetap dan harus berjalan," tutup Karen.
Hal tersebut juga didukung melalui kondisi jenazah Zefania yang dianggap janggal dengan kronologi yang diceritakan Arya.
(pig/pus)
