Menjawab hal itu, Ifan mengatakan dirinya pernah ada dalam situasi membuat perencanaan jangka panjang dalam kehidupannya. Namun, waktu merenggut semua rencananya dalam sekejap dalam peristiwa tsunami Selat Sunda.
"Gue pernah ada di posisi dimana merencanakan jangka panjang. Tiba-tiba 'dang' hilang. Dari situ pelajaran besar ternyata dalam hidup ini nggak semua sesuai sama yang kita rencanakan," kata Ifan 'Seventeen' kepada detikcom di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ifan pun tak berani untuk melihat dan memutuskan apa rencananya ke depan. Dia lebih ingin kehidupannya berjalan mengalir saja.
"Pada saat ditanya ada nggak sih rencana, nah itu gue nggak berani. Biarkan semuanya mengalir aja," tuturnya.
"Kalau ternyata Allah masih memberikan, 'Fan lo masih bisa ngerasain cinta nih.'. Gue akan terima dengan senang hati. Gue akan sangat bersyukur banget," lanjut Ifan.
Namun, dia juga tak akan keberatan jika memang tak ada lagi jodoh untuknya.
"Tapi, kalau memang, 'Fan nanti lo hidupnya sama kenangan doang.'. Ya nggak apa-apa juga. Jadi gue nggak berani berencana. I living my self step by step. Ngarep soalnya," ungkap Ifan.
(pus/nu2)