Pengaruh itu tentunya memberikan keuntungan untuk dirinya.
"Ada pengaruhnya, deklarasi saya milih siapa di YouTube berpengaruh dalam viewers saya dalam bentuk adsense yang masuk dari view youTube terima kasih," ucap Pandji Pragiwaksono saat berbincang dengan detikHOT di kantor detikcom, gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam channel YouTube miliknya Pandji Pragiwaksono membeberkan empat alasan memilih Jokowi bukan Prabowo Subianto. Yang menjadi perhatian pertamanya adalah karakter seseorang.
"Di video minggu lalu gue ngomongin beberapa poin yang jadi pertimbangan pemilihan. Yang pertama, karakter atau gaya kepemimpinan. Yang kedua adalah track record. Yang ketiga adalah program dan gagasan. Yang keempat adalah hmm bukan alasan tapi lebih kepada diam dan lo tanya hati lo dan hati lo jawab apa," tutur Pandji.
Pandji Pragiwaksono memilih Jokowi karena mempertimbangkan sisi emosionalnya. Bukan hanya Jokowi, sebelumnya dia juga sudah memilih beberapa orang yang dirasa bersifat menenangkan.
Baca juga: Pandji Pragiwaksono: Semua Demi Uang |
"Hal yang sama juga di kepemimpinan Presiden, orang yang menurut gue emosional tidak pernah jadi pilihan gue. Gue melakukan pertimbangan ini sejak zaman memilih Pak SBY. Pak SBY tenang dan cenderung berhati-hati bahkan untuk berkomentar atau mengambil keputusan. Pak Jokowi juga seperti itu. Mas Anies juga seperti itu. Dan kali ini Pak Jokowi juga seperti itu," ungkapnya.
Video: Eksklusif! Pandji Pragiwaksono, Komika Kritis yang Nggak Takut Dikritik
"Gue nggak pernah setuju tuh dengan anggapan ya Indonesia tuh harus dikerasin, ditegasin. Gue nggak pernah suka pendekatan seperti itu, karena pendekatan seperti itu merendahkan masyarakat Indonesia, karena masyarakat Indonesia bukan anak SD. Anak zaman sekarang tuh nggak bisa dikerasin, tapi dilogika-in. Dari alasan itu saja gue lebih memilih cenderung Pak Jokowi daripada Pak Prabowo," tukas Pandji.
Pandji juga melihat sosok Prabowo sebagai orang yang saklek dan tak adaptif. Menurutnya, di zaman sekarang butuh pemimpin yang melek akan perubahan.
(pus/dal)