"Ehm kalau kacamata saya itu semua sudah direncanakan dengan matang ya. Apa yang mereka bilang dengan sistematis. Ya memang sudah direncanakan, disusun matang-matang langkah-langkah untuk tidak menerima kekalahan itu," ucap Wanda Hamidah kepada detikHOT, Jumat (24/5/2019).
Perempuan berusia 41 tahun itu melihat pada pemberitaan media konvensional, Wanda Hamidah merasa kerusuhan itu bukan demonstrasi. Caleg dari partai Nasdem itu menyayangkan para orator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi aneh, memang aksi itu sudah direncanakan secara matang. Kemudian alat-alat yang digunakan dari bom molotov dan batu-batu apa yang dilempar ke polisi. Jauhlah sama gerakan sama mahasiswa dulu yang kita nggak punya apa-apa, boro-boro lempar batu ke polisi," tuturnya.
"Cuma sangat disayangkan 02 membiarkan hal seperti ini, part of the plan, kalau mereka bilang bukan kami nggak mungkin toh tokoh-tokohnya ikut hadir memprovokasi baik di lapangan maupun di luar lapangan. Itu sih yang sangat disayangkan tidak ada sifat dan sikap kenegarawanan, untuk menerima hasil kekalahan secara demokratis," tukas Wanda Hamidah.
Wanda hamidah mengajak masyarakat untuk berpikir menggunakan logika. Mengenai isu banyaknya anggota KPPS yang meninggal saat pemilu 2019, menurut Wanda itu karena kelelahan.
"Jadi bukan menjadi tuduhan diracuni atau apa bukan. Udah ridiculous, cuma kan kasihannya nggak semua masyarakat cerdas ya. Tapi artinya kok kenapa elit politik banyak yang membodohi masyarakat?" ucapnya menyayangkan.
"Kalau dibilang, ke para korban mereka pahlawan demokrasi. Ini kelemahan demokrasi juga yang harus dievaluasi lima tahun ke depan. Tapi kemudian bahwa ini adalah sistematis diracun dan lain-lain itu sungguh fitnah yang sangat keji," tegas Wanda Hamidah.
Dampak Kerusuhan di Jakarta, Lauv Batalkan Konser: