Robby lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 4 Desember 1953. Dia meninggal di rumahnya setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kabar meninggalnya Robby berasal dari sahabatnya, Becky Tumewu. Menurut Becky, Robby sudah sakit sejak lama.
Jenazahnya kini disemayamkan di Rumah Duka, Oasis, Tangerang. Rencananya, jenazah akan dikremasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desainer
Sebelum dikenal sebagai artis, Robby merupakan seorang perancang busana. Dia kerap membuat desain dengan corak dan bentuk yang unik dan funky.
Sejak kecil, Robby pintar menggambar dan suka membuat sketsa busana. Tekad Robby untuk berkarier di bidang fashion awalnya mendapat tentangan dari ibunya, Emmy Tumewu. Namun keinginan Robby untuk menjadi desainer begitu kuat. Robby bersama teman-temannya mendirikan kelompok yang diberi nama Aranea.
Peragaan busana yang pertama diikuti Robby pada tahun 1973. Modalnya didapat dari menyisihkan honor membuat sketsa yang dimuat di koran dan majalah. Debut peragaannya mendapat sambutan hangat dan order berdatangan.
Robby sempat menjadi asisten perancang Henry Passage di Bandung pada 1976. Setelah mendapat pengalaman cukup, ia membuka usaha kecil-kecilan dengan membeli sendiri bahan kemudian merancang dan menjahitnya.
Kemudian Robby yang ingin memajukan kariernya hijrah ke Jakarta. Di Jakarta, Robby sempat berkenalan dan menjadi 'murid' Prajudi.
Hingga kini, Robby dikenal sebagai seorang perancang busana yang sukses. Dia kerap mendapat kepercayaan dan kehormatan menjadi wakil Indonesia dalam berbagai event dan peragaan busana di manca negara.
2. Kuliah Perhotelan
Ibunda Robby, Emmy Tumewu menginginkan anaknya meniti karier di bidang perhotelan. Sebab bidang itu menjanjikan lebih banyak penghasilan.
Robby pun kuliah di perhotelan. Dia sempat bekerja sebagai trainee di Hyaat Hotel Ambassador pada 1974.
3. Main Teater
Robby Tumewu memasuki dunia peran bermula dari Teater Koma. Saat itu dia mendapat kepercayaan menata busana untuk pertunjukan Teater Koma pimpinan N. Riantiarno.
Dari sana, Robby ikut bermain dalam peran tambahan. Namun latihan yang memakan waktu dua bulan lebih membuat Robby kapok.
4. Main Serial Komedi dan Film
Harry 'Bo'im' de Fretes mengajak bergabung dengan Lenong Rumpi pada 1990. Setelah itu, Robby sering membintangi serial komedi seperti Keluarga Van Danoe, Flamboyan 108, Cepot dan Copet Kepepet, dan Oke-Oke Bos.
Selain sinetron, Robby membintangi film Ca Bau Kan (2002) dan Gie (2005), serta film garapan Sekar Ayu Asmara berjudul Belahan Jiwa (2005).
Tonton video: Infeksi Paru Jadi Penyebab Robby Tumewu Tutup Usia
5. Terkena Stroke
Robby Tumewu meninggal karena sakit. Awalnya dia terserang stroke di tengah syuting di sebuah acara stasiun televisi pada 2010. Hal tersebut membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
Tak berselang lama, Robby kembali terlihat dalam salah satu acara di Jakarta dengan bantuan kursi roda. Namun saat 2013 kondisinya melemah. Stroke kembali menyerangnya. Pihak dokter mengatakan kondisi Robby melemah. Keluarganya juga mengatakan hal serupa.
Salah seorang kerabat Robby, Hengky Tandayu pada 2013, mengatakan, pendarahan sudah menyebar ke bagian otak kanan. Sebelumnya pendarahan menyebar ke otak kiri. Robby juga pernah menjalani operasi di tenggorokan untuk menghilangkan klem atau lendir, supaya napasnya bisa lebih lancar.
Namun sahabat lainnya Robby, Debby Sahertian menyebut, Robby meninggal akibat infeksi paru-paru.
Selamat jalan Robby Tumewu!
(nwy/ken)