Di Rumah Djody, Sandy Harun Dijebak!

Jakarta - Diundang ke rumah kediaman keluarga Setiawan Djody, Sandy Harun merasa dijebak. Mantan model itupun berang. Ia menuduh adanya konspirasi antara penyidik kepolisian dengan Setiawan Djody.Keberangan Sandy Harun bermula pada kejadian tanggal 9 Juli 2005. Mantan istri Setiawan Djody itu menerima telepon dari kerabatnya untuk datang ke kediaman adik Setiawan Djody di Jl. Hos Cokroaminoto, kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Sandy yang diberi alasan akan menerima uang bulanan untuk Marimbi pun datang ke sana. Tak disangka, di rumah mantan iparnya itu beberapa keluarganya dan keluarga Djody sudah berkumpul. Bahkan kuasa hukum Setiawan Djody dan penyidik dari kepolisian, AKP. Susana Diaz turut hadir.Ternyata, AKP Susana tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi bernama Nyimas. Menurut Setiawan Djody, Nyimas merupakan saksi penting tentang siapa ayah kandung Marimbi yang masih diperdebatkan. Dan Nyimas merupakan orang terdekat Sandy Harun.Dengan penyidikan seperti ini, pihak Sandy Harun merasa keberatan. Melalui kuasa hukumnya, Hendro Suryanto, ia menyatakan akan terus mengawasi penyidikan agar hukum pemeriksaan berlangsung adil."Kami resah karena proses penyidikan yang diskriminatif. Ini tidak fair," ucap kuasa hukum Sandy harun, Hendro Suryanto, kepada wartawan di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (5/8/2005).Menurut Hendro, cara penyidikan tersebut telah melanggar pasal 112 KUH Pidana yang mengharuskan saksi dipanggil secara patut untuk diperiksa. "Saksi seharusnya diperiksa dengan surat panggilan yang sah dan memberi waktu yang memungkinkan untuk mereka. Dalam hal ini tiga hari," terangnya.Langkah selanjutnya, pihak Sandy Harun berencana melaporkan pihak penyidik kepada atasannya. Hal ini dilakukannya untuk mencegah proses hukum berat sebelah. "Jika proses hukum seperti ini, bagaimana saya bisa percaya hasil pemeriksaan DNA tidak akan dimanipulasi?" Ujar Sandy Harun. (ana/)