Dua Sisi Mata Uang Penilaian Bams soal Sel Mewah Koruptor

Dua Sisi Mata Uang Penilaian Bams soal Sel Mewah Koruptor

Hanif Hawari - detikHot
Selasa, 31 Jul 2018 10:50 WIB
Foto: Bams (ist)
Jakarta - Bams eks Samsons ditanya soal sel mewah koruptor yang ramai belakangan ini. Penilaian anak dari pengacara Hotma Sitompoel itu tampak seperti dua sisi mata uang.

Bams mengaku prihatin mengetahui ada sel mewah koruptor di Lapas Sukamiskin, Bandung. Namun dia merasa sudah tak heran akan tingginya tingkat korupsi di Indonesia.

"I think memang tingkat korupsinya masih tinggi banget. Itu lah negara berkembang. Jadi sebenarnya bukan di Indonesia doang. Di sejarah juga semua negara yang lagi berkembang, korupnya tinggi banget kok. Cuma ya negara kita ya harus maju dari berkembang. Gue bukan ngebela mereka, itu salah. Cuma memang korupsi akan selalu terjadi di negara berkembang karena memang kita dalam proses mau berubah. Jadi kalau ngelihat itu prihatin, cuma ya itu lumrah di sebuah negara berkembang. Entar ke depannya bakal hilang, cuma ya itu proses," ujar Bams saat ditemui di The Pallas, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, pria bernama asli Bambang Reguna Bukit itu melihat si koruptor yang mendapat sel mewah juga pasti ada sang penawar. Dia merasa tak sepenuhnya menyalahkan ke koruptor untuk bisa menikmati fasilitas mewah di sel tersebut.

"Karena memang sistemnya sendiri belum benar. Jadi kalau dibilang begitu, lho memang ada penawarannya kok. Kan bukan dia yang minta. Orang ada supply dan demandnya kok. Kalau demand, nggak ada supply-nya, itu juga nggak akan terjadi kok. Jadi basically, lo nggak bisa nyalahin koruptornya juga. Orang yang menyediakan itu juga ada. Karena siapa sih yang mau tinggal nggak enak," tutur Bams.


Soal tak ada efek jera buat koruptor karena menikmati sel mewah, pelantun 'Kenangan Terindah' itu membalikkan hal tersebut kepada negara. Dia menganggap Indonesia memang masih dalam proses perkembangan.

"Karena memang negara kita prosesnya belum sampai situ. Kita masih negara berkembang. Jadi, lo nggak bisa expect negara kita sudah kayak negara yang sangat maju sekali, karena ya memang tingkat korupsi kita masih terlalu tinggi. Jadi kayak, it's a process," beber Bams.

Bams pun tak setuju soal hukuman mati untuk para koruptor lantaran merasa Indonesia merupakan negara demokrasi. Dia masih menekankan Indonesia masih butuh proses untuk berkembang.

"Ya tunggu saja prosesnya. Negara demokrasi kayak Amerika juga benar kok. Jadi itu butuh proses. Kita harus mengetahui bahwa negara kita masih 20 tahun di belakang negara maju. Jadi memang it's a process," pungkas Bams.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui pendapat Bams eks Samsons soal sel mewah koruptor di sini:

[Gambas:Video 20detik]

(mau/wes)

Hide Ads