Menurut dia, Perppu Ormas hanya akal-akalan pemerintah karena Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kalah di pengadilan lantaran terbukti melakukan penodaan agama. Hari juga menyayangkan keputusan pemerintah yang membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Pelantun lagu, 'Satu Kata' itu menyerukan agar Indonesia menerapkan sistem khilafah yang diperjuangkan HTI. "Khilafah itu mensejahterakan, mengayomi minoritas," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sandy 'Pas Band' Kenang Mendiang Hari Moekti |
Juru bicara (HTI) Ismail Yusanto, mengatakan sejak awal memutuskan hijrah dari dunia artis, Hari Moekti sudah bergabung dengan HTI.
"Sebagai anggota HTI, dia sangat semangat dan istiqamah dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah, sekaligus sangat yakin akan keberhasilan perjuangan ini," kata Ismail.
Hari Moekti kemudian diketahui mulai aktif berdakwah dan menyerukan khilafah, sebuah ideologi sekaligus sistem pemerintahan yang menerapkan hukum syariat Islam.
Baca juga: Hari Moekti Disebut Pelopor Hijrah Artis |
Pada akhir Mei 2015, misalnya, Hari pernah menjadi salah satu pembicara di acara HTI yang digelar di Gelora Bung Karno. Beberapa hari sebelumnya dia tampil di Kendari, Sulawesi Tenggara untuk memberi semangat kepada ribuat anggota dan simpatisan HTI yang akan pawai.
Pada Minggu malam, 24 Juni 2018, Hari Moekti mengembuskan nafas terakhir di RS Dustira, Cimahi karena sakit jantung. Jenazahnya dikebumikan, Senin (25/6/2018) di Bogor.
Tonton juga: Sosok Hari Moekti di Mata Istri
(dar/dar)