Tapi ternyata bukan seperti itu. Tiga komika perwakilan Majelis Lucu Indonesia menjawab pertanyaan tersebut.
"Mereka belum teredukasi dengan baik, menganggap itu menghina. Padahal nggak. Roasting itu bentuk apresiasi tertinggi dari kita untuk mereka yang sedang diroasting karena kita nggak sembarangan ngata-ngatain," tutur Fico Fachriza.
Komika harus banyak mengetahui tentang orang yang bakal diroastingnya. Salah satunya dengan membaca latar belakang sosok tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain roasting, komika juga memiliki hal lain yang ingin dibagikan dengan masyarakat. Ternyata, setiap komika memiliki persona atau ciri khas yang ditampilkan di atas panggung stand up comedy. Rigen Rakelna contohnya, dianggap sebagai komika yang tempramen.
"Saya bingung disebut suka marah-marah, tempramen. Padahal saya bukan marah, emang segini ngomongnya, bukan marah," kata Rigen.
Zarry Hendrik juga salah satu komika yang datang berkunjung ke kantor detikcom di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Ia punya persona dalam setiap beat yang ditampilkan. Biasanya Zarry membawakan materi berisi gombalan-gombalan.
Banyak hal yang dibuka oleh Fico Fachriza, Rigenm Rakelna dan Zarry Hendrik di d'Happening yang akan ditayangkan streaming di detikHOT pukul 14.00 WIB.
(nu2/nu2)