Bunuh Diri August Ames Jadi Contoh Intimidasi di Medsos Berakibat Fatal

Bunuh Diri August Ames Jadi Contoh Intimidasi di Medsos Berakibat Fatal

Nugraha - detikHot
Senin, 11 Des 2017 14:10 WIB
Foto: Dok. Instagram/msmaplefever
Jakarta - August Ames meninggal dunia di usia 23 tahun. Di berbagai media, ada lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban seputar kematiannya.

Bintang film dewasa itu ditemukan meninggal dunia di sebuah taman dekat rumahnya di kawasan California dengan posisi menggantung. Dugaan pun mengerucut bahwa August bunuh diri.

Penyebabnya juga diperkuat setelah August selama beberapa hari ini mendapatkan bully secara online. Awalnya karena ia berkicau mengenai keengganannya beradegan erotis dengan pria crossover, atau pernah berhubungan sesama jenis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai teriakan itu membuatnya depresi. Nyatanya August memang punya riwayat depresi. Ia menceritakan masa kecilnya yang pernah menjadi korban pelecehan seksual. Sementara pada masa remajanya, August juga dekat dengan obat-obatan terlarang.

Saat kecil, August yang memiliki nama asli Mercedes Grabowski dibesarkan di keluarga militer. Perempuan asal Kanada itu juga pernah tinggal di hampir seluruh kawasan di negara tersebut dengan berbagai masalah.
August AmesAugust Ames Foto: Dok. Instagram/msmaplefever

Terlepas dari masa lalunya yang kelam, August juga punya kisah hidup yang normal. Ia dulu merupakan pekerja di sebuah peternakan kuda di Colorado Springs.

Pekerjaannya membersihkan kandang kuda juga dibarengi dengan sampingan sebagai pengajar anak-anak cacat cara menunggang kuda. Setelah itu, ia juga pernah menjadi bartender hingga instruktur yoga dan zumba.

Pada 2013, ia terjun ke dunia hiburan dewasa. Perjumpaannya dengan produser film, Kevin Moore membuatnya jatuh cinta hingga keduanya menikah. Namun ingatan mengenai masa lalunya itu tak pernah bisa hilang dalam benaknya.

Saudara August Ames, James Grabowski mengatakan kepada The Sun bahwa ia ingin kematian adiknya dijadikan masalah serius. "Sebuah intimidasi sangat buruk, harganya seumur hidup adik perempuan saya," katanya.

"Saya akan melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk Mercedes. Tapi saat ini keluarga saya dan saya perlu ditinggal sendiri, kami bersedih telah kehilangan orang yang kami cintai," ungkapnya.

Penulis Jon Ronson yang menulis sebuah buku tentang bully 'So You've Been Publicly Shamed' menganggap kematian August menggambarkan kebrutalan internet. Ronson selalu memperlihatkan simpati pada orang-orang yang diwawancarainya, sebagian besar memang jadi korban yang dihujani hinaan, ancaman dan bentuk pelecehan lain. Ironisnya, hal tersebut juga menyebabkan dirinya mendapat serangan.


(nu2/mmu)

Hide Ads