"Bapak cerita, tidak mau hijrah ke Jakarta. Memang bisa terkenal, tapi juga bisa hancur dengan narkoba," kata Winarni putri bungsu saat menceritakannya ke Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, yang mengunjungi rumah duka di Jalan Manukan Tengah III Blok 6 I Nomor 1, Kecamatan Tandes, Surabaya, Jumat (28/4/2017) malam.
Meski tidak mau hijrah ke Jakarta, Bambang tetap mau tampil di Jakarta jika ada panggilan syuting Srimulat di stasiun televisi di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menceritakan, ayahnya terus mensosialisasikan bahaya narkoba dengan bergabung bersama organisasi anti narkoba seperti Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat), Juga sering diundang mengisi kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur maupun Kota Surabaya.
Bahkan, Bambang mengajari cucunya, Eka (6,5) yang tinggal serumah dengan pelawak Srimulat itu, lagu anak-anak '1,2,3' yang diubah menjadi lagu yang bertemakan melawan narkoba.
Eka pun menyanyikan lagu tersebut di hadapan Gus Ipul. "Satu, satu, jangan sabu-sabu. Dua, dua, jangan narkoba. Tiga, tiga, jangan pakai ganja. Satu, dua, tiga, larangan negara'.
Bambang Gentolet dinilai sebagai sosok ayah yang sabar dan sederhana. Bahkan, ketika namanya melejit dan menjadi bintang iklan beberapa produk, Bambang, tetap sederhana.
"Meski sudah terkenal, bapak tetap sederhana. Beli pakaian juga di pasar sore (pasar di dekat tempat tinggalnya, di Manukan)," tuturnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kagum dengan sosok pelawak Bambang Gentolet. Selain seniman profesional dan sepenuh hati, sabar, juga punya prinsip, tidak ingin terjerumus narkoba. Bahkan, ikut memeranginya, seperti memplesetkan lagu anak-anak menjadi lagu antinarkoba.
"Wah, bagus dan luar biasa. Lagu anak-anak dirubah seperti itu (melawan bahaya narkoba). Cucunya pun diajari sampai hapal," ujar Wagub yang akrab disapa Gus Ipul.
Gus Ipul juga mengapresiasi Bambang menjadi seniman profesional dan sepenuh hati. Sederhana, serta memiliki prinsip tidak ingin terjerumus bahaya narkoba.
"Prinsipnya juga luar biasa, tidak mau ke Jakarta karena tahu akan bahaya narkoba bisa menyerangnya," ujarnya sambil mencontohkan, banyak seniman pelawak yang hijrah ke Jakarta maupun artis terpengaruh peredaran narkoba.
Ia berharap, prinsip dan sikap dari seniman pelawak Bambang Gentolet dapat ditiru oleh seniman lainnya, maupun masyarakat pada umumnya, untuk menghindari narkoba.
"Narkoba memang sangat berbahaya, bisa menghancurkan bahkan mematikan. Narkoba harus kita perangi bersama-sama," jelasnya.
(roi/kmb)