Berpengalaman belasan tahun jadi manajer, Nanda Persada memperlakukan artis-artisnya dengan cara yang sama. Saking dekatnya, hubungan artis dan manajer bisa menjadi rekan kerja, keluarga, teman dekat atau kakak dan adik.
"Kadang ada juga hal yang nggak berkenan, salah komunikasi, salah ngomong, ambek-ambekan itu biasa. Beda visi misi ngotot-ngototan juga sering. Kadang manajer punya strategi A, artisnya punya B," ujar Nanda saat ngobrol dengan detikHOT, Senin (23/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Menelisik Kembali Kiprah Arifin Putra di Layar Lebar
Tidak mudah untuknya menjalin chemistry dengan artis-artis yang ditanganinya. Semua artis akan ditangani sesuai dengan kebutuhannya.
"Treatment-nya sesuai kebutuhan. Kadang artis A udah butuh tim sendiri, misalnya untuk tim sosmed, tim merchandise," imbuhnya.
Begitu juga yang dirasakan oleh Agung Saputra sebagai pemilik Bentuk Management. Menurutnya, membentuk nama baik dan memoles karakter si artis jadi tugas berat untuk manajer.
"Karena memang hampir 90 persen artis di bawah Bentuk Management itu kita lahirkan dari nol. Jadi memang Kita yang mengolah anak-anak ini dari nggak bisa akting kita ajarin, dari nggak bisa pakai baju yang benar kita ajarin pakai baju yang benar. Memang itu kan tugasnya manajemen," tutur Agung.
Tantangan menghadapi artis yang mengalami star syndrome juga sering dihadapi seorang manajer. Bagaimana agar si artis kembali bisa berlaku seperti awal meniti karier.
"Kita bilang sih itu bukan satu masalah karena begitu artisnya besar, star syndrome itu tugasnya manajemen untuk (bikin) down lagi, tetap rendah hati, itu tugasnya manajemen untuk mengingatkan itu," tambah Agung.
Baca Juga: Perang Batin Sampai Hati-hati Pilih Cara Lindungi Nama Baik Artis (pus/mmu)