"Sebagai orang Indonesia, buat aku atribut nasionalisme bukan hanya sekadar punya paspor Indonesia, pakai batik, dan lain-lain," jelasnya saat ditemui di Central Park, Jakarta Barat, Kamis (18/08).
Hal tersebut membuat ia merasa miris karena identitas budaya dan nasionalisme masyarakat yang kini mulai hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut perempuan berusia 42 tahun itu, letak nasionalisme terhadap negara tergantung dari masing-masing individu. Berdasarkan pendapat Anggun, jiwa nasionalisme seseorang atau siapa pun tidak dapat diukur.
"Buat aku sisi nasionalisme itu ada di bahasa. Sebagaimana satu orang itu bisa mengabdi kembali ke negaranya. Bukan atribut yang di luar, yang kelihatan. Kalau cuma pakai batik juga orang bisa," tegasnya. (nu2/mmu)