Hal itu dituturkan bintang sinetron 'Pangeran' saat berbincang santai dengan detikHOT di kediamannya di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan. Nina yang tampil dengan makeup tipis dan busana casual, menceritakan sedikit pengalamannya di masa kecil.
"Jadi waktu itu jalan ke mall, jadi ada orang yang nyamperin mama, bilang, 'bu anaknya mau coba casting iklan nggak?' Terus aku kayak ikut iklan shampoo gitu," kata Nina seraya menerawang ke arah langit-langit seperti berupaya mengingat momen tersebut.
Saat casting dimulai, Nina malah menangis keras. Padahal saat itu Nina yang berambut panjang dan halus, sudah memenuhi kriteria sebagai bintang iklan tersebut. Nina menangis karena tak kuasa menahan rasa malu di depan orang asing.
"Malah adik aku yang cowok yang maju, karena dia berani," ucapnya seraya tertawa.
Kembali bicara masa kecilnya, hal yang paling diingat Nina adalah kebiasaan menyendiri dan pemalu. Aktris Pemeran Drama Remaja Terfavorit UMI (2010) itu juga punya kebiasaan aneh saat kecil.
"Aku suka potong rambut sendiri," kata gadis berdarah Minang itu.
![]() |
Sejak itu Nina tak pernah mencoba untuk menjadi bintang iklan. Hingga kesempatan kembali terbuka dengan cara yang sama ketika dia kelas 2 SMA. Nina mendapat tawaran casting sinetron ketika jalan-jalan ke mall.
Setelah membintangi 'Tarzan Cilik' bersama Raffi Ahmad dan Baim Cilik selama 15 episode, Nina terus berusaha mendalami kemampuan aktingnya. Dia mulai nyaman berkarier sebagai aktris, meskipun sadar skill-nya saat itu belum memadai.
"Aku di-cut ya aku pun nyadar kalau akting aku belum bagus, dan menurut produsernya masih pas-pasan," ujar pesinetron kelahiran 22 November 1991.
Nina banyak belajar dari lawan mainnya yang lebih berpengalaman. Dia juga tak segan meminta masukan dari sutradara, produser, dan orang-orang produksi di sekelilingnya. Hingga kemudian dia mendapat kesempatan lagi di sinetron 'Buku Harian Baim'.
Nina dirasa sang sutradara sudah mulai tenang di depan kamera, hingga dia diberi kepercayaan lebih. "Ternyata aku baru dapat, sebenarnya kuncinya saat akting itu nggak peduli di depan orang sutradara, di depan cameraman atau ada apa. Ya begitu loe akting, yang tahu cuman loe sama lawan main loe atau sama dialog," ujarnya memberi tips.
![]() |
Setelah itu tawaran mulai banyak berdatangan. Nina mulai sedikit keteteran dengan jadwal pekerjaan dan sekolah. Tapi dia selalu berusaha menomorsatukan pendidikan. "Menurut aku yang namanya nilai dan prestasi itu penting," kata pesinetron yang bercita-cita menjadi psikolog itu. (ich/ich)