Hal itu diungkapkan produser film dan penulis buku 'Ketika Mas Gagah Pergi', Helvy Tiana Rosa. Setelah lolos proses audisi sebagai pemeran utama, Hamas sempat bertemu muka dengan Helvy pada pertengahan tahun lalu.
"Anak ini auranya beda sekali, mungkin karena aura penghafal Al Quran. Dia nggak mau jadi bintang film tapi dia mau dakwah lewat film," katanya kepada detikHOT, Senin (4/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
A video posted by Hamas Syahid Izzuddin (@hamas.syahid) on Nov 30, 2015 at 12:45am PST
Butuh waktu 12 tahun hingga akhirnya Helvy menemukan sosok Hamas dari audisi. Dia mencari pemeran utama yang sama salehnya dalam keseharian seperti tokoh utama dalam buku 'Ketika Mas Gagah Pergi'.
"Kalau sekadar ganteng, putih, banyak," lanjutnya.
Selama proses syuting film tersebut, tim produksi berusaha menjaga semangat keislaman pada diri Hamas. Tak ada adegan tokoh Mas Gagah bersentuhan dengan aktris yang bukan muhrimnya.
"Dia sendiri kemarin main nggak pakai stuntman. Di Ternate adegan tenggelam di laut dan jatuh dari tebing," tutur Helvy.
Hamas tentu layak menjadi idola baru kalangan muda yang bukan sekadar diidolakan karena ketampanan, tapi juga teladan dalam mengamalkan ajaran agama. Cowok kelahiran Surabaya, 11 Maret 1992 ini juga seorang penghafal Al Quran yang sering berbagi inspirasi di media sosial sebagai salah satu bentuk interaksi dengan penggemarnya.
(ich/mmu)A video posted by Hamas Syahid Izzuddin (@hamas.syahid) on Jul 27, 2015 at 6:49pm PDT