"Dia bilang Alhamdulillah, sekarang kalau encok saya kumat sudah ada saudara yang ngobatin. Wah! Salah wesel. Buru- buru saya bilang. Saya bukan dokter yang dia maksud tapi Doktor. Lain. Hahaha," cerita Anwar Fuady.
Aktor kawakan Anwar Fuady kini memang bergelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Hasanuddin Makassar. Gelar pendidikan tinggi itu dia peroleh setelah mempertahankan disertasinya berjudul "Perlindungan Hukum Terhadap Infotainmen Dalam Pengembangan Pers di Indonesia", Selasa (20/10) pagi di Aula Fakultas Hukum Uninversitas Hasanuddin, Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terhitung hari ini Saudara Anwar Fuady berhak menyandang gelar Doktor," kata Prof. Dr Farida Patitingi menutup sidang siang itu.
Anwar Fuady merupakan aktor pertama Indonesia yang berhasil mencapai jenjang pendidikan tertinggi. Sebelumnya, beberapa tahun lalu, Marissa Haque tercatat sebagai aktris pertama yang meraih gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor.
Beberapa tokoh dan artis tampak hadir dalam acara promosi doktor Anwar Fuady. Di antaranya, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Sys NS, Dude Herlino, Dorce Gamalama, dan Aldina Rasty.
Anwar dipuji kalangan civitas akademika Unhas karena kegigihannya untuk belajar di usia yang cukup lanjut, 69 tahun. Mereka berharap pencapaian Anwar Fuady bisa menginspirasi seluruh masyarakat, khususnya generasi muda.
Selesai acara resmi, kampus Unhas pun berubah menjadi ajang jumpa artis. Para mahasiswa berebut berfoto dengan Anwar Fuady dan para tamu-tamu artis dari Jakarta.
Perjuangan pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 14 Maret 1947 ini hingga mencapai pendidikan tertinggi patut diapresiasi. Ia baru mulai kuliah pada usia menjelang 59 tahun, di 2005. Ia mengikuti pendidikan strata satunya di Universitas Tama Jayakarsa pada 2005, dan selesai 2009. Di PTS yang sama ia langsung melanjutkan pendidikan strata dua dan lulus 2011. Untuk program doktoral, ia memilih Universitas Hasanuddin, Makassar, sejak 2011.
"Saya sengaja memilih Unhas, dan bukan Universitas Sriwijaya di Palembang supaya tidak ada cerita seolah saya KKN karena sekolah di kampung sendiri." ungkapnya.
***
Rasanya tidak banyak orang yang dalam waktu relatif singkat 10 tahun berhasil merengkuh gelar strata satu sampai strata tiga.
Kisah yang mendorongnya melanjutkan sekolah pun menarik. Di tahun 2004, Anwar Fuady mengikuti Konvensi Golkar untuk menjaring calon presiden ikut pemilihan presiden secara langsung. Putusannya itu menggegerkan karena ia tercatat sebagai aktor pertama yang mencalonkan diri jadi presiden. Di tengah kobaran semangatnya untuk sosialiasi dalam rangka konvensi Golkar, background pendidikannya yang hanya mengantongi ijasah SMA, diusik atau dipersoalkan di internal Golkar sendiri.
Dari sekian banyak peserta konvensi, memang hanya Anwar Fuady satu-satunya peserta yang hanya berbekal ijasah SMA. Di dalam UU memang tidak tercantum ketentuan calon presiden harus sarjana, namun di internal Golkar itu jadi persoalan. Pantas-lah jika Anwar Sakit hati. Sebab, betapapun Anwar turut berjasa mensosialisasikan ke masyarakat program konvensi Golkar sehingga Golkar dianggap sebagai partai modern. Singkatnya, Anwar turut berjasa mengangkat citra Golkar yang sebelumnya amat terpuruk karena menjadi mesin politik penguasa Orde Baru di masa lalu.
Sebagai artis yang terjun ke politik dan ikut konvensi calon presiden, ia mendapat sorotan media luar biasa, khususnya media hiburan infotainmen. Kemana pun, dan apapun yang dilakukannya pasti diberitakan luas oleh media massa. Keistimewaan itu menimbulkan kecemburuan dari kompetitornya. Bayangkan tanpa mengeluarkan ongkos, Anwar mendapat publikasi yang amat gencar.
Setelah acara konvensi itu, Anwar Fuady terpanggil untuk berkiprah di dunia politik. Dia termasuk salah satu pendiri Partai Demokrat yang dibentuk oleh Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004. Anwar tercatat pula pernah bergabung di PAN, Hanura, kemudian kembali ke Partai Demokrat dan maju sebagai calon anggota legislatif dari partai itu pada Pileg 2014. Sayang tak berhasil meraih kursi di Senayan.
"Di lemari saya ada jas jaket semua warna. Itulah jaket-jaket parpol yang pernah saya masuki", cerita Anwar jujur mengenai kiprah politiknya yang sering keluar masuk partai.
***
Dalam kenyataannya, Anwar Fuady memang hanya "setia" di dunia film, dunia yang puluhan tahun dia geluti sejak 1967. Menjadi aktor sudah impiannya sejak remaja waktu masih di Palembang. Terbukti, dia pula salah satu dari sedikit aktor berusia sepuh yang masih tetap eksis. Hingga sekarang, ratusan film dan sinetron telah ia bintangi.
Di sela-sela menuntut ilmu pun, Anwar masih tetap sibuk syuting sinetron stripping. Salah satunya sinetron "Tukang Bubur Naik Haji" dengan peran sebagai De Bong. Tugasnya sebagai anggota Lembaga Sensor Film juga tetap jalan. Keanggotaannya di LSF, baru berakhir bulan lalu setelah sepuluh tahun menjadi anggota. Malah, setahun sebelum lengser ia menjabat sebagai ketua lembaga itu.
Sewaktu menghadiri ujian doktornya di Makassar, Anwar hanya izin satu hari. Tiba di Makassar malam, esok pagi hingga siang ikuti sidangnya sudah terbang kembali ke Jakarta untuk mengikuti syuting. Staminanya memang luar biasa. Resepnya segala hal yang dia kerjakan secara serius dan tulus.
"Bekerja tulus itu penting. Bekerja mencari nafkah itu wajib. Hasilnya berserah diri saja sama Allah SWT. Insya Allah semua yang dipinta bakal dijabah," ungkap Anwar.
Suami Farida Cosim (menikah 1971) merupakan ayah 6 anak: Fery Senopati, Tillya Mavaldi, Silvy Mutia, Farouk Fuady, Moudy Ambhita, Cinta dan kakek 16 cucu. Aktor kawakan Deddy Mizwar yang juga Wagub Jawa Barat mengaku sangat terinsiprasi oleh Anwar Fuady. Ia pun sekarang melanjutkan kuliah, bahkan di dua perguruan tinggi sekaligus.
"Anwar sosok luar biasa" kata Sys NS yang diamini Dude Herlino. Demikian pula Dorce Gamalama yang tak henti berdecak kagum ketika menghadiri sidang ujian Anwar Fuady di Makassar.
(tia/tia)