Lola menyampaikan pidatonya tentang kaum yang kerap dianggap minoritas itu di konferensi internasional tentang LGBT sedunia di Berlin, Jerman yang berlangsung hingga 14 Desember lusa.
"Perlindungan harus kongkret. Saya melihat kasus penyerbuan sekelompok orang yang berbeda pandangan kepada pertemuan komunitas LGBT seperti yang terjadi di Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta beberapa waktu yang lalu terkesan dibiarkan. Polisi ada di lokasi tapi tidak bertindak terhadap penyerbu," papar Lola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa-bisa filmmaker akan takut membuat film tentang LGBT karena ancaman yang sama. Mereka dengan kekerasan bisa memaksa film itu diturunkan dari bioskop. Ini ancaman terhadap kebebasan berkesenian," ujarnya.
Lola berharap pemerintahan Jokowi-JK ini lebih memiliki ketegasan dan sikap intoleransi yang tinggi terhadap bentuk-bentuk kekerasan yang bisa membahayakan kebebasan
Karenanya sutradara film 'Negeri Tanpa Telinga' itu berharap besar pada pemerintahan Indonesia saat ini. "Ini momentum kuat bagi pemerintah untuk mewujudkan harapan-harapan masyarakat termasuk menjaga kebebasan dan memberikan perlindungan kepada semua lapisan," tambahnya.
Konferensi diselenggarakan oleh Watch Indonesia! dan Berlioz di 3 kota yaitu Berlin, Hamburg dan Koln. Acara akan memutar film-film karya Lola lainnya, 'Sanubari Jakarta'.
(kmb/mmu)