Hamil 7 Bulan, Deswita Maharani Gelar Prosesi 'Nujuh Bulanan'

Hamil 7 Bulan, Deswita Maharani Gelar Prosesi 'Nujuh Bulanan'

- detikHot
Minggu, 02 Nov 2014 12:56 WIB
Jakarta - Deswita Maharani dan Ferry Maryadi kini tengah berbahagia menyambut kehamilan anak pertama. Pasangan selebriti tersebut kini tengah menggelar pengajian sekaligus prosesi nujuh bulanan.

Prosesi tersebut digelar di kediaman Deswita dan Ferry di Bintaro pada Minggu (2/11/2014). Keduanya nampak mengenakan busana adat Sunda.

Tepat pukul 11.30 WIB prosesi siraman dimulai. Deswita nampak duduk di sebuah kursi sedangkan Ferry, yang kala itu mengenakan busana serba merah, berdiri disampingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, prosesi siraman dilakukan oleh orangtua dari dua belah pihak. Setelahnya prosesi dilanjutkan oleh Ferry yang disebut merogoh.

Dua buah kelapa dimasukkan ke dalam baskom berisi air suci. Ferry diharuskan mengambil salah satu kelapa dengan mata tertutup. Prosesi ini menandakan jenis kelamin sang jabang bayi.

Setelah diputar-putar, yang terambil adalah kelapa bergambar wayang Arjuna. Hal ini menandakan bayi yang tengah dikandung Deswita adalah seorang laki-laki.

Prosesi dilanjutkan dengan menggunting lawe (daun kelapa). Daun-daun kelapa yang telah dianyam sedemikian rupa dilingkarkan pada perut hamil Deswita sebelum digunting oleh Ferry.

"Mudah-mudahan diberi kemudahan kelancaran pas melahirkan," ujar sang pemimpin upacara.

Setelahnya orangtua dari kedua belah pihak kembali dipanggil. Sebuah kain dilingkarkan, menutupi daerah perut hingga bawah lutut.

Ibu Deswita memasukkan telur ke dalam kain yang kemudian ditangkap dan dipecahkan oleh wakil wanita keluarga Ferry.

Hal yang sama dilakukan oleh ayah dari kedua belah pihak, namun kini yang digunakan adalah seekor ikan segar. Setelah selesai, prosesi dilanjutkan dengan pembacaan sholawat bersama, yang bertujuan untuk mendoakan kelancaran kelahiran Deswita.

Prosesi siraman pun diakhiri dengan pemecahan kelapa oleh Ferry. Setelah berwudhu, Deswita kemudian dibawa kembali ke dalam untuk kemudian melakukan prosesi selanjutnya yang diberi nama pas-pasen.

Dalam prosesi ini, orangtua dari kedua belah pihak dipanggil untuk memakaikan tujuh jenis kain yang berbeda-beda. Kain-kain tersebut memiliki nama dan makna yang berbeda pula.

Tepat pukul 12.30, upacara pun berakhir. Ditutup dengan potong tumpeng, bagi-bagi doorprize dan berjualan rujak oleh Deswita.

(dal/nu2)

Hide Ads