.webp)
Perawakan fisiknya yang mungil serta memiliki garis muka yang keras masih terlihat manis berkat wajahnya yang kerap terlihat seperti gadis blasteran maupun muka Asia. Tone suaranya yang tebal terkesan tegas ketika ia berbicara. Bagi siapapun yang berbincang dengannya, kesan hangat dan ramah langsung terasa.
Tahun 2014 menjadi ttitik balik karier Chelsea Islan saat ia membintangi dua film sekaligus yakni 'Street Society' dan 'Merry Riana : Mimpi Sejuta Dolar'. Dalam film yang terakhir disebut, besutan sutradara Hestu Saputra, Chelsea memerankan sosok nyata seorang motivator muda Merry Riana.
 |
Lewat film tersebut namanya mulai dikenal lebih luas, dan lamban laun mulai semakin diperhitungkan dalam industri layar lebar di Tanah Air. Beberapa judul film kemudian ia bintangi sehingga namanya begitu melekat di hati penggemar film Indonesia.
Dalam film 'Di Balik 98', yang merupakan debut penyutradaraan aktor Lukman Sardi, Chelse mencuri perhatian lewat perannya sebagai Diana, aktivis mahasiswa yang memperjuangkan rakyat di masa akhir pemerintahan Orde Baru.
Melangkah ke tahap yang sedikit naik dari film-film sebelumnya, Chelsea bermain bersama Reza Rahadian dan Christine Hakim sebagai Stella dalam 'Guru Bangsa Tjokroaminoto' garapan sutradara Garin Nugroho. Dari berbagai peran itu, Chelsea pun mulai menuai buah penghargaan. Pada ajang FFI 2015, namanya masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk penampilannya di film 'Di Balik 98'.
 |
Tahun 2016 seolah merupakan sebuah mahkota bertahtakan berlian yang disematkan dalam perjalanan karier putri dari Samantha Barbara itu. Tiga judul, dua di antaranya sudah tayang dan jadi box office ia bintangi, yakni 'Rudy Habibie', dan '3 Srikandi' (Bunga Citra Lestari dan Tara Basro). Menyusul dua film itu, Chelsea tampil dalam film 'Headshot' garapan sutradara The Mo Brothers yang akan tayang di Toronto International Film Festival pekan ini.
Bersama bintang lainnya, yakni Iko Uwais dan Julie Estelle, Chelsea akan hadir untuk mengisi sesi 'Midnight Madness'. (mah/mmu)
