Ratih Kumala Cerita Gadis Kretek Awalnya Jadi Cerpen, tapi Riset Terlalu Banyak

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 06 Nov 2023 14:02 WIB
Potongan adegan dalam serial Gadis Kretek yang tayang di Netflix sejak 2 November 2023. Foto: Courtesy of Netflix/Yuyu Winnetou/Netflix
Jakarta -

Serial Gadis Kretek mendapat sambutan yang hangat sejak awal penayangan di Netflix pada 2 November. Empat hari tayang, serial yang disutradarai Ifa Isfansyah dan Kamila Andini menempati posisi pertama.

Gadis Kretek yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala terbit pada 2012 dan memiliki cerita tersendiri di baliknya. Salah satunya mengenai awal ingin menggarapnya menjadi cerita pendek atau cerpen.

"Tadinya tuh sebetulnya, cuma mau aku bikin jadi cerpen. Cuma mungkin kan ya karena kepanjangan (risetnya), kenapa jadi sebanyak ini (jadi novel," ungkap Ratih Kumala ketika diwawancarai detikcom di kawasan BSD, Tangerang, belum lama ini.

Cerita mengenai Gadis Kretek, bermula dari pengalaman keluarga Ratih Kumala yang membangun usaha kretek rumahan atau home industry. Usaha yang turun temurun antar generasi itu membuat masa kecilnya terkenang.

Ada banyak cerita mengenai usaha rumahan kretek yang masih diingatnya. Menurut penuturan pakde dan bukde Ratih, ketika para pekerja datang ke area rumahnya dan berkelompok, suara-suara melinting tembakau hingga bau yang ada di tangan sampai tubuh mereka, menjadi 'khas' sekali.

"Mereka duduk di sini, sambil melakukan ini dan aku mengagumi cerita-cerita seperti itu, karena sering diceritain. Itu cerita dari kecil, tapi kalau sudah dewasa kayaknya aku pengin nulis tentang ini deh. Karena pada akhirnya kembali ke roots (akar keluarga)," tambah Ratih.

Meski begitu, lanjut dia, cerita romansa yang ada di dalam novel Gadis Kretek murni fiksi. "Love story dan segala macam intrik yang ada, itu aku murni fiksi ya," katanya lagi.

Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala Foto: Istimewa

Ketika novel Gadis Kretek, hak ciptanya dibeli untuk diadaptasi ke serial pun Ratih tidak langsung lepas tangan. Dia terlibat menjadi dewan pengawas sekaligus penulis skenario bagi 'anak bungsu' tersebut.

"Dengan cara mereka memperlakukan Gadis Kretek itu, buat aku menarik. Ketika orang lain punya persepsi sendiri tentang karya aku, yang mungkin awalnya berpikir seperti ini, aku juga tidak akan menyalahkan mereka," ungkap Ratih.

Novel Gadis Kretek diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2012 dan menjadi karya yang masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa di tahun yang sama. Sejak diterbitkan hingga saat ini Gadis Kretek telah dicetak 10 kali.

Pada 2019, Ratih Kumala juga mempresentasikan Gadis Kretek di depan forum penerbit dan penulis di Beijing International Book Fair. Novel ini pun sukses diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, Inggris, Arab, dan tahun ini terit di tiga negara Asia yakni Filipina, Thailand, dan Malaysia.



Simak Video "Gadis Kretek Raih Penghargaan Bergengsi!"

(tia/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork