Peristiwa penikaman terhadap Salman Rushdie membawa duka yang mendalam bagi kebebasan berekspresi di dunia. Sejak 1987, Salman Rushdie mendapatkan ancaman pembunuhan hingga hidup bersembunyi.
Pada 8 Januari 2024, novelis The Satanic Verses bakal menghadapi penikamnya yang bernama Hadi Matar dalam persidangan. Hal tersebut diungkapkan tim jaksa di New York.
"Dia adalah dalam daftar saksi di persidangan Hadi Matar saat ini," kata Jaksa Wilayah di kawasan Chautauqua County, Jason Schmidt, dilansir dari AP, Selasa (31/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi Matar, 25 tahun, mengaku tidak bersalah atas tuduhan penyerangan dan percobaan pembunuhan. Pihak berwenang mengatakan warga asal New Jersey itu meninggalkan bangku penonton dan bergegas ke panggung ketika Salman Rushdie akan berbicara di atas podium pada Agustus 2022.
Dia menikam Salman Rushdie belasan kali sebelum naik panggung. Akibatnya, novelis yang kini berusia 76 tahun itu, mata kanannya buta dan tangan kiri rusak.
Setelah peristiwa penyerangan, dia menuliskannya ke dalam memoar berjudul Knife: Meditations After and Attempted Murder yang bakal diterbitkan pada 16 April 2024.
Hadi Matar pun ditahan segera setelah serangan di Chautauqua Institution, sebuah lembaga seni dan intelektual yang berada di barat daya pedesaan di negara bagian New York.
Jaksa Wilayah Jason Schmidt mengatakan rintangan terbesar terhadap kasus salman Rushdie adalah memilih juri yang adil dan tidak memihak.
"Persidangan mungkin akan alot dan berlangsung selama dua minggu atau lebih. Rintangan terbesarnya adalah memilih juri yang adil dan tidak memihak," katanya.
Salman Rushdie menjadi target fatwa ancaman dari mendiang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini yang menyerukan kematiannya setelah dugaan penistaan agama dalam The Satanic Verses.
Beberapa waktu lalu, Salman Rushdie dianugerahi Hadiah Perdamaian dari asosiasi German Book Trade dan menerimanya di sebuah upacara yang digelar di Gereja St. Paul di Frankfurt. Dalam pekan yang sama, ia juga dikabarkan menghadiri Frankfurt Book Fair dan menjadi tamu spesial.
Salman Rushdie menerima penghargaan atas seruannya membela tanpa syarat untuk kebebasan berekspresi. Dalam pidatonya, ia mengecam ketika kebebasan berekspresi diserang oleh semua pihak.
"Kebebasan berekspresi di masa sekarang ini diserang oleh semua pihak termasuk suara otoriter dan populis," tegas Salman Rushdie.
(tia/dar)