Leila S Chudori segera menyapa pembaca setianya dengan novel terbaru berjudul Namaku Alam. Spin-off dari novel Pulang bakal tersedia di toko buku mulai 20 September dan diluncurkan secara resmi di ajang Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) pada Oktober.
Namaku Alam terbit setelah 11 tahun Pulang sukses menjumpai pembaca setianya. Buku yang terbit dalam dua jilid itu, bakal mengajak pembaca untuk menjenguk masa kisah Segara Alam salah satu karakter yang ada di dalam novel Pulang.
Saat jumpa pers dan temu pembaca pada Kamis (3/8) malam, Leila S Chudori mengatakan ketika awal melakukan riset terhadap novel Pulang ada banyak sekali bahan. "Kayaknya kalau mengikuti emosi saya bisa banyak hal yang ditulis, jujur waktu itu saya mau menulis tentang Ananto (ayah Segara Alam) tapi belakangan ada perubahan struktur," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2006, Leila S Chudori sudah melakukan riset panjang hingga novel Pulang terbit di 2012. Setelah terbit, Pulang pun sukses diterjemahkan ke dalam banyak bahasa asing dan dia diundang ke berbagai festival di mancanegara.
"I talk about Pulang so much, saya malah menulis Laut Bercerita. Rencana spin-off macet," katanya.
Karakter Segara Alam, lanjut Leila, selalu muncul dan pikirannya seakan menghantui setiap mimpi-mimpinya. Kisah tentang anak eks Tapol bernama Ananto itu memang menjadi pembuka dari novel Pulang. "Nama Alam terus menerus muncul dalam bayang-bayang saya," tegas Leila.
![]() |
Melalui nama Namaku Alam, Leila S Chudori bakal mengajak pembaca menjenguk kisah masa kecilnya hingga ia duduk di bangku SMA. Sejak belia dicap sebagai anak pengkhianat negara, Alam tumbuh sebagai seorang anak lelaki pemberang yang tak pernah jeda bergulat memahami identitasnya: akankah ia terus hidup dengan beban sejarah menggantung di pundaknya atau, sebaliknya, ia akan sanggup berdamai dan hidup tenang tanpa atribut ayah yang tak sempat dikenalnya.
Namaku Alam adalah novel coming of age, bercerita tentang pergumulan remaja yang tumbuh dewasa pada era 1980-an, lengkap dengan berbagai urusan sekolah dan sistem pendidikan dasar pada masa itu hingga persoalan menjaga kewarasan mental, seperti mengendalikan amarah atau emosi, dan melerai gejolak asmara remaja.
Leila pun menjawab pertanyaan pembacanya di media sosial kalau Namaku Alam bukanlah lanjutan dari novel Pulang. "Novel ini bukan lanjutan dari Pulang yang terbit pada Desember 2012 tapi berada satu semesta dengan beberapa tokoh yang sama," terang Leila.
"Ibaratnya berdiri sendiri tapi ada dalam semesta yang sama," tukasnya.
Pada 8 Agustus pukul 12.00 WIB, novel Namaku Alam akan memasuki masa pre-order di TikTok Shop Gramedia. Esok harinya, prapesan juga dibuka pada 9-15 Agustus 2023 di semua marketplace dengan berbagai bonus spesial.
Leila S Chudori seorang purnakarya jurnalis TEMPO sukses melahirkan karya cerpen, novel, dan skenario drama televisi. Sebelum Namaku Alam, ia telah sukses menerbitkan buku kumpulan cerpen Malam terakhir, novel Pulang, Nadira hingga Laut Bercerita.
(tia/wes)