"Intinya sih (kritik) ke negara ya. Bidang-bidang itu kan bukan kementerian masing-masing atau tidak secara spesifik kementerian atau orang per orang," kata Eka ketika dihubungi detikcom, Kamis (10/10/2019).
Novelis 'Cantik Itu Luka' pun kembali menegaskan hal tersebut tak spesifik. "Soalnya ada beberapa orang yang bilang aku nyerang Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan) dan lain-lain. Saya kira itu misleading juga yah. Yang diprotes kan ya negara," tegas Eka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka mengakui penghargaan memang diberikan oleh Kemendikbud namun tetap saja itu adalah lembaga negara. "Saya tidak bicara negara sebagai sebuah badan administratif, bahkan tidak bicara presiden sebagai pribadi atau personal dia. Tapi kolektif sebagai negara," ungkapnya.
Dalam pernyataan sikapnya, Eka menuturkan permasalahan pembajakan buku, pajak buku yang tinggi, perampasan buku di toko-toko kecil sampai kasus HAM hilangnya penyair Wiji Thukul turut menjadi pertimbangan. Persoalan itu belum selesai hingga kini dan Eka tak melihat ada komitmen yang jelas dari pemerintah untuk menyelesaikannya.
Sebelumnya, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengucapkan rasa terima kasih kepada sikap dan argumen Eka Kurniawan. Menurutnya, tulisan Eka dapat dijadikan sebagai pengingat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
"Dan mungkin malah bagus kita berterima kasih ya, Mas Eka mengingatkan kita semua lah bahwa masih ada banyak nih ya pekerjaan rumah yang belum terselesaikan," ujar Hilmar.
(tia/dal)