Direktur Festival dan Kurator JILF 2019, Yusi Avianto Pareanom, mengungkap tujuan dari festival tersebut. "Jakarta sebagai tempat penyelenggara akan menjadi titik penting bagi literasi dunia," ujarnya saat jumpa pers di Balai Kota DKI, Senin (5/8/2019).
Danton Sihombing, Plt Ketua Dewan Kesenian Jakarta, menambahkan dengan hadirnya festival pertama JILF merupakan kick off di bidang sastra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun pertama, JILF mengangkat tema sentrak 'Pagar' untuk menghadirkan batasan-batasan yang semakin lebur akibat arus globalisasi. Konsep 'Pagar' tak hanya berbicara mengenai batas geografis sastra saja tapi juga pemeliharaan sastra lokal.
Selama 5 hari berturut-turut, JILF 2019 akan menggelar simposium dan diskusi dengan tema menarik. Ada malam pembacaan karya, lab ekosisten sastra, pameran Bacaan Liar: Era Kolonial, serta pasar buku yang bekerja sama dengan Patjar Merah.
JILF 2019 juga menghadirkan program Pasar Hak Cipta yang mempertemukan penerbit internasional dan nasional. Ada 30 penerbit yang mengikuti Pasar Hak Cipta.
Festival JILF 2019 berlangsung mulai 20-24 Agustus 2019 di kompleks Taman Ismail Marzuki, TIM, Jakarta Pusat.
(tia/mau)