"Buku ini menyampaikan bagaimana watak orang jawa modern. Misalnya pendendam, kejam, tidak disiplin dan tidak bisa menghargai karya bangsa sendiri," kata dia di Kafe Serabine.Co Jalan Serulingmas Raa nomor 45, Banjarnegara, Selasa (9/4).
Ia pun tidak heran dengan kondisi bangsa saat ini terkait maraknya ujaran kebencian, informasi hoax, dan lainnya. Di buku ke-16 ini, penulis menceritakan watak 'Manusia Jawa Modern' disebakan karena saat ini sudah tidak ada lagi orang jawa asli atau pribumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya adalah pendatang dari dataran Indochina, serumpun dengan Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam dan lainnya. Orang Jawa asli sudah punah bersama kebudayaannya. Hal ini bisa kita saksikan di Museum Sangiran," paparnya.
Buku yang ditulis melalui kajian empiris dan literer ini bahwa semua manusia Jawa adalah pendatang. Hal ini yang membuat orang jawa begitu permisif terhadap semua yang datang dari luar. Seperti bahasa, seni, fashion, kuliner, hingga agama.
"Manusia Jawa Modern tidak punya karakter 'babon', yang ada karakter gado-gado artifisial, kamuflase, dan pura-pura. Suka meniru-niru apa saja tanpa mengerti akar filosofinya," ujarnya.
Supeno pun mengaku pesimistis akan ada perubahan besar perihal watak dari Manusia Jawa Modern. Ia melihat, ke depan sifat dari Manusia Jawa Modern masih tetap seperti yang ada saat ini.
"Dalam konteks perubahan sosial akan lama stagnan. Untuk berubah susah rasanya, kecuali memang ada pengaruh besar baik dari tokoh atau hal lainnya," tuturnya.
Namun demikian, pada saat yang sama, orang Jawa Modern memliki sifat nasionalis yang tinggi, cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi, berorientasi harmoni, suka menolong, ramah kepada orang asing dan mudah bersyukur.
Dalam peluncuran buku ini, juga hadir Novelis Ahmad Tohari. Ia melihat, buku ini berani mengupas watak negatif yang saat ini dimiliki Manusia Jawa Modern saat ini. Meskipun, tidak semuanya watak dari Manusia Jawa Modern ini negatif.
"Melihat judulnya 'Manusia Jawa Modern' kurang menarik. Tetapi saat melihat sub judulnya ini membukakan mata kita tentang watak Manusia Jawa Modern saat ini," tuturnya.
Davy Linggar X Tulus Buat Buku ''Yang Juga Mendengar'',Simak Videonya:
(tia/nu2)