Litbeat Festival 2018 resmi dibuka hari ini. Lebih dari 70 pembicara Indonesia dan mancanegara dari industri perbukuan berpartisipasi memeriahkan festival yang berlangsung selama dua hari pada 10-11 September di Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas), Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya, Ketua Komite Buku Nasional Laura Bangun Prinsloo menuturkan selama tiga tahun belakangan, KBN kerap menyelenggarakan diskusi maupun workshop buku sebelum penyelenggaraan Indonesia International Book Fair (IIBF).
"Kami mengadakan lokakarya terpisah-pisah selama tiga tahun ini. Kali ini ada 28 kelas dan 72 narasumber dari dalam dan luar negeri. Festival ini juga menjadi kesiapan dalam market fokus Indonesia di London Book Fair," kata Laura di Auditorium lantai 2 Perpustakaan Nasional, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2018).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penjualan Intelectual Property juga ke banyak platform," lanjutnya.
Festival yang digelar bertepatan dengan momentum Hari Aksara Internasional juga dianggap mampu memadukan semangat literasi. "Festival ini adalah aksi nyata di dunia perbukuan. Sebagai insan perbukuan, kita perlu menyikapinya juga sebagai tantangan dan peluang bukan ancaman," kata Laura.
![]() |
Di hari pertama, peluncuran buku 'The Great Shifting' karya Rhenald Kasali akan diterbitkan. Dilanjutkan dengan pembahasan seluk beluk editorial bersama Ronny Agustinus dan Hetih Rusli.
Ada juga promosi buku di berbagai platform media sosial yang diampu oleh Salman Faridi dan Yola Putryane. Persoalan dunia ilustrasi juga bakal didiskusikan bersama Lala Bohang, Naela Ali, dan Dinda PS.
Ketua Panitia Litbeat Festival Erlan Firmansyah juga berharap ribuan peserta yang mendaftar di 28 kelas dapat bergembira dengan banyaknya ilmu. "Selamat bergembira dengan festival ini," ucapnya sembari membuka Litbeat Festival.
Tonton Juga: 'Literaction Festival, Ajang Tukar Pikiran Para Penulis'