Sebanyak 160 halaman, novelnya menceritakan tentang karakter bernama Bob Honey. Ia adalah seorang pengusaha tangki septik yang sudah tua, penjual merkin, dan pembunuh kontrak pemerintah dari warga senior.
Bob Honey melakukan banyak hal dan dia tidak suka semua branding dan selfie yang kerap dilakukan remaja belakangan ini. Bob Honey pun membenci mantan istrinya yang gemuk dan berambut merah. Secara obsesif, ia memuja seorang perempuan muda bernama Annie yang benar-benar tidak berbulu.
Keduanya pun pertama kali melakukan hubungan seks dan Bob Honey meminta Annie untuk menggunakan merkin (wig pada kemaluan perempuan). Namun di tengah cerita, Sean Penn tiba-tiba memasukkan tokoh Presiden Donald Trump dalam plot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Donald Trump dianggap Fallon tidak ada konsistensi naratif atau tanpa penjelasan. Isi novel pun tidak jelas arahnya. Bob Honey diketahui memiliki rumah di California lalu pergi ke Baghdad di tahun 2003 lalu berlayar dengan sebuah kapal di Samudera Pasifik.
Di berbagai titik, novel ini memiliki sudut pandang progresif dan disyaratkan sebagai buku dengan alur yang kelam. Ada pembahasan mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan, pembunuhan, kasus rasisme terhadap orang berkulit hitam, dan lain-lain.
Kritikus Sian Cain menulis di Guardian dengan tulisan kritik habis-habisan. Novelnya merupakan karya bodoh di setiap tingkat. "Ia menjual septic tank, bom, membunuh pensiunan AS dengan palu. Ia melamun tentang seorang perempuan tanpa rambut bernama Annie, yang alopecia-nya bukan penghalang bagi petualangan seksual mereka. Ini benar-benar novel bodoh, bukan hanya satu tingkat tapi banyak tingkat," tulisnya.
Meski banyak dikritik, selama sebulan ini Sean Penn rajin hadir di setiap talkshow dan mempromosikan debut novelnya. Ia tetap keukeuh karyanya hadir sebagai narasi yang bagus dan patut disandingkan dengan karya sastra lainnya.
(tia/tia)