Selama 12 tahun berkarier sebagai seorang penulis, Tere Liye sukses menerbitkan 30 novel. Sebagian besar karya-karyanya laku keras dan disukai pembaca beragam genre sampai ke pelosok Indonesia.
Tere Liye menceritakan dirinya pernah mengalami pengalaman pahit yang membuatnya tak pantang menyerah. Ia tak mudah putus asa dan tetap berkarya.
"Novel saya di awal karier tahun 2015 'Hapalan Surat Delisa' itu pernah ditolak penerbit besar. Di emailnya, saya masih ingat dengan jelas sekali sampai sekarang. 'Dear Tere Liye, cerita di dalam novel kamu bagus sekali, twistnya bagus' tapi saya ingat betul ada kata tapinya. Hahaha....," kenangnya kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak disangka justru novel itu membuat nama Tere Liye kian melambung. Novel 'Hapalan Surat Delisa' pun diadaptasi ke layar lebar pada 2011 dan mendapatkan sambutan yang hangat.
Baca juga: Rahasia di Balik Karya Tere Liye |
Di awal kariernya, Tere Liye juga mengakui karya-karyanya juga ada yang tak laku. Dia menduga alasannya adalah salah bikin judul yang membuat pembaca sampai tak membeli.
Pria yang bernama asli Darwis itu mengungkapkan di periode 2005-2008, dia mengalami fase novel yang salah judul. Yakni 'Hapalan Surat Delisa', 'Moga Bunda Disayang Allah, dan 'Bidadari - Bidadari Surga'.
Baru di periode 2009-2010, Tere Liye merasa mulai tumbuh antusiasme pembaca terhadap karyanya. Banyak yang sudah mengenal novel Tere Liye. Di 2011, dia merasakan fase bola salju dunia kepenulisan terhadap nama Tere Liye bergulir.
"Saya merilis banyak buku, 2 kali masuk trending topic di Twitter, lalu total sampe 7 kali trending topic yang berlangsung 3 hari 2 malam di-bully. Haha...," terangnya.
Berlanjut ke fase tahun 2014, serial 'Bumi' yang kini diluncurkan sampai empat seri ternyata laku keras.
"Saya belajar banyak hal. Fantasi yang tadinya saya kira nggak bakal laku di Indonesia, justru bisa laku keras. Kalau ditanya serial 'Bumi' sampai kapan, saya masih belum tahu, 'Komet' nanti Juni terbit, entah sampai 12 seri mungkin. Doakan," tukasnya.