Indonesia tengah bersiap menjadi market focus di ajang London Book Fair 2019. Paviliun Indonesia yang dihadirkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sangat penting ada di pameran buku bergengsi di dunia tersebut.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan sejak tahun 2015 Indonesia berkesempatan untuk jualan buku di tingkat internasional.
"Sejak Indonesia jadi guest of honour di Frankfurt Book Fair, hadirnya Indonesia di book fair internasional jadi lebih konsisten. Hadirnya di book fair jadi wujud diplomasi budaya karena pameran buku ini lebih menonjol," kata Hilmar saat jumpa pers di Le Meridien Jakarta kawasan Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).
Untuk menyiapkan market focus tahun depan, di tahun ini Indonesia hadir ke LBF dengan memboyong 300 judul buku. Serta menargetkan 35 judul buku terjual nantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"London Book Fair penting bagi industri kreatif Tanah Air. Dengan hadirnya di sana, penjualan rights penulis-penulis Indonesia bisa jadi bacaan internasional. Yang kedua, kita harus bisa menghadapi tantangan baru untuk dunia global," kaya Ricky.
Bekraf pun juga berharap di ajang LBF nanti, bisa terjadinya transaksi bisnis terutama di Intelectual Property (IP) yang menjadi nilai tambah ekonomi kreatif. "Kami berharap karya penulis Indonesia bisa mendapat akses pasar seluas-luasnya," tukas Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak.