Ketua Komite Buku Nasional Laura Prinsloo mengatakan pembaca Tiongkok gemar membaca buku-buku non-fiksi, sejarah, dan kategori anak-anak.
"Mereka suka dengan story book, lustrasi, dan buku anak-anak. Buku tentang edukasi anak sangat disukai karena mungkin terkait dengan aturan masyarakat Tiongkok sudah boleh punya anak lebih dari satu," ujarnya ketika mengobrol di stand Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di situ kami akan fokuskan kepada buku anak-anak muslim dan penerbit Mizan punya terbitan buku genre itu semua," kata dia.
Selain itu, pembaca Tiongkok juga menyukai novel grafis, dan publisher Indonesia juga kuat di kategori tersebut. Novel grafis yang sudah dilirik oleh mancanegara, misalnya 'Garudayana' karya Is Yuniarto dan re:ON Comics.
Di ajang BIBF 2016, Indonesia menampilkan sekitar 350 buku yang dibawa ke Negeri Tirai Bambu. Eksibisi buku ini masih berlangsung sampai dua hari lagi, hingga 28 Agustus mendatang. (tia/ich)