"Kami ingin ekspansi ke masyarakat Tiongkok dan memperkenalkan diri apa itu Indonesia, bagaimana buku-buku yang diterbitkan Indonesia, bahwa penulis dan ilustrator kami juga bagus-bagus, lho," ucap Ketua Komite Nasional Laura Prinsloo ketika berbincang di Balai Agung Rakyat di kawasan Tiananmen Square, Beijing.
Di edisi perdananya, Laura pun mengakui tidak terlalu berharap rights atau hak cipta buku terbitan Indonesia akan terjual. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih lagi Indonesia baru saja menjadi tamu kehormatan di ajang pameran buku tertua dan terbesar di dunia, Frankfurt Book Fair 2015. Pastinya banyak mata dunia yang sudah memperhatikan dunia literasi Tanah Air.
Kehadiran Indonesia di BIBF 2016 pun atas ajakan dari Perbadanan Kota Buku Malaysia yang sudah hadir beberapa kali di BIBF. Dia mengajukan nama-nama eksibitor dari ASEAN. Di antaranya dari Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina.
Seperti apa kiprah Indonesia di BIBF 2016? Simak artikel berikutnya! (tia/doc)