9 Penulis Terlibat Proyek Buku tentang Kabupaten Tulang Bawang Barat

Jakarta - Tulang Bawang Barat (Tubaba) baru saja dilahirkan sebagai kabupaten wilayah pemekaran provinsi Lampung. Lewat jalan kebudayaan dan kesenian, sembilan penulis Indonesia terlibat penulisan sebuah buku, bunga rampai sastra yang diberi judul 'Tubaba'.

Buku yang diterbitkan atas kerja sama Studiohanafi, Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Tubaba dan penerbit baNANA itu terdiri dari tiga esai, 11 cerpen, 15 puisi dan satu naskah teater. Para penulis yang terlibat berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Padang, dan Lampung menggarap karyanya cukup singkat.

Dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Jumat (17/6/2016), penyair asal Padang Esa Tegar Putra sangat senang ketika diberi kebebasan untuk merekonstruksi segala sesuatu tentang Tubaba.

"Saya diberi kebebasan untuk mengambil pengalaman asyik selama di Tubaba. Maka saya tulislah salah satu sajak tentang sambal terasi mantap di Panaragan. Sesekali datang dan cobalah," katanya.

Baca Juga: Tertarik Kolaborasi Bareng di 'Australasian Association of Writing Programs'?

Nukila Amal pun memberikan apresiasi terhadap hadirnya buku ini. "Buku ini adalah sehimpunan tulisan dari beberapa penulis yang bukan orang Tubaba, datang menatap dan mengalami Tubaba. Buku yang memuat esai, catatan perjalanan, puisi, cerita, reka ulang dongeng dan legenda—sebentang ikhtiar pemerian dan penyaksian tentang geliat kabupaten muda itu," tutur penulis novel 'Cala Ibi' itu.

Proses penggarapan dimulai pada Oktober 2015 yang dimulai dari kuratorial memilih penulis dan riset lokasi serta tekstual. Pengerjaan karya sastra dimulai dari awal bulan Februari hingga akhir April 2016. Proses penyuntingan dilakukan oleh Zen Hae dari awal bulan Mei hingga akhir bulan Mei 2016.

Buku 'Tubaba' bakal dirilis di GoetheHaus pada Sabtu, (25/6) pukul 18.00 WIB. Dimeriahkan oleh pemutaran film pendek tentang Tubaba, musik Q-ensemble yang dipimpin oleh Lawe Samagaha, dan menyusul penampilan beberapa sastrawan membacakan karya mereka masing-masing.

Selain Nukila Amal dengan dua esai perjalanan, dan Esha Tegar Putra yang menyumbang satu cerpen dan 5 puisi, penulis lain yang terlibat adalah Iswadi Pratama dengan lima puisi dan satu naskah drama, AS Laksana dengan satu esai dan satu cerpen, Yusi Avianto Pareanom dengan dua cerpen, dan Afrizal Malna dengan satu cerpen dan lima puisi. Dari kalangan muda ada Dea Anugrah, Dewi Kharisma Michellia, dan Langgeng Prima Anggradinata yang masing-masing menyumbangkan dua cerpen.

(tia/mmu)